BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setelah lebih dari tiga tahun vakum akibat pandemi, atmosfer lintasan sepatu roda prestasi Saparua akhirnya kembali bergeliat! Melalui event Balance Open #1, puluhan atlet cilik dari TK hingga SD se-Bandung Raya menunjukkan semangat luar biasa dalam ajang balap sepatu roda yang penuh energi dan keceriaan ini.
Diselenggarakan oleh Balance Indonesia, komunitas sekaligus akademi sepatu roda yang telah berdiri sejak 2008, acara ini menjadi penanda bangkitnya semangat olahraga anak-anak Bandung. Lintasan Saparua — yang sempat ditutup selama pandemi (Maret 2020–September 2022) — kini menjadi saksi semangat baru para atlet muda untuk terus berprestasi.
Balance open #1 membagi peserta dalam berbagai kelas dan jarak tempuh sesuai usai dan kemampuan, seperti Kelas Pemula: 100m, 200m, Mini Marathon 500m, Kelas Standar: 500m, 1000m, Mini Marathon 2000m, Kelas Speed: 500m, 1000m, Mini Marathon 3000m.
Dengan kategori lomba PG–TK, SD kelas 1–2, SD kelas 3–4 dan SD kelas 5–6. Seluruh peserta dan masyarakat umum juga dapat melihat hasil dan proses lomba secara real-time melalui aplikasi Inline Dash, mulai dari pendaftaran hingga pengumuman juara.
Detje Ahmad Nursyamsi, Founder & Head Coach Balance Indonesia, menyampaikan, “Event ini bukan hanya soal kompetisi, tapi juga soal menyalakan kembali semangat yang sempat padam, banyak anak yang sempat berhenti latihan bahkan pindah olahraga, tapi sekarang mereka kembali dengan semangat yang luar biasa,”.
Lebih lanjut Detje menyampaikan Balance #1 bukan hanya sekedar lomba, kehangatan dan kekompakan di event ini juga sangat dirasakan, “Tak hanya kompetitif, suasana lomba juga penuh warna, dukungan keluarga, dan semangat kebersamaan.
Balance Indonesia berharap event ini bisa menjadi awal dari rutinitas kompetisi yang konsisten, kolaboratif, dan mendukung regenerasi atlet sejak usia dini. Ke depan, mereka siap bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Porserosi Kota dan Jabar, KONI, dan Dispora.
“Kami ingin menciptakan ruang yang aman, menyenangkan, dan penuh semangat juara untuk anak-anak. Karena olahraga itu bukan hanya soal menang, tapi juga proses tumbuh bersama,” tutup Detje.
(Aak)
