Awal Pekan Ini Rupiah Melemah, Suku Bunga Kemungkinan Masih Melambung Hingga Tahun Depan

Penulis: Budi

Foto - Web -
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA,TM.id : Awal pekan ini kurs (nilai tukar) rupiah diawali dengan grafik yang kurang menggembirakan.

Rupiah melemah dalam alur transaksi antarbank di Jakarta, padahal publik tanah air tengah dikhawatirkan dengan ancaman resesi ekonomi global.

Rupiah hari ini dibuka dengan 14 poin atau turun 0,09 persen ke posisi Rp15.612 per dolar AS. Sedangkan pada posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.598 per dolar AS.

“Rupiah terlihat masih dalam fase konsolidasi di kisaran Rp15.560-Rp15.620. Kekhawatiran pasar terhadap isu pelambatan ekonomi atau resesi karena lingkungan suku bunga tinggi bisa jadi memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra, seperti dilansir Antara, Senin (19/12/2022).

Ketua The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan masih menaikkan suku bunga hingga tahun depan.

Powell mengatakan bahwa The Fed belum selesai menaikkan suku bunga dan dia menetapkan standar yang tinggi untuk penurunan suku bunga.

Pada tengah pekan lalu, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps), lebih rendah dari empat pertemuan sebelumnya yang menaikkan sebesar 75 bps.

The Fed memproyeksikan akan ada kenaikan suku bunga lagi setidaknya 75 bps hingga akhir 2023.

“Tapi, di sisi lain, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan BI untuk mengimbangi The Fed bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” ujar Ariston.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada November 2022 lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,75 persen menjadi 5,25 persen.

Selain bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen dan 6 persen.

Bank sentral menyatakan keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi.

Keputusan tersebut juga untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama tahun 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Pada Jumat (16/12/2022) lalu, rupiah menguat 21 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp15.598 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.619 per dolar AS.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Fariz RM
Usia 66 Tahun Masih Pakai Narkoba, Fariz RM Mengaku Kalah dari Tekanan Hidup
Forever We Are Young
Film 'Forever We Are Young' Siap Tayang Global, Ini Bocorannya
Nikita Mirzani
Bongkar-Bongkaran di Pengadilan, Ini Isi Dakwaan Nikita Mirzani
WhatsApp Image 2025-06-27 at 19.13
Nabati Berikan Komitmen untuk Warga Desa Ciparay Majalengka
Aksara sunda
Lestarikan Budaya, Pemkot Cimahi Namai Jalan Gunakan Aksara Sunda
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Seorang Warga Sroyo Jateng Ditetapkan jadi Tersangka Korupsi Sapi Hibah dari Kementan

3

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

4

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

5

Cristiano Ronaldo Resmi Perpanjang Kontrak Bersama Al Nassr Hingga 2027
Headline
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.