Arifin Asydhad: Ekosistem Media Saat Ini Tak Bisa Dikendalikan

Penulis: Budi

media
Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad mengatakan pers di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut karena ekosistem media yang ada saat ini tidak bisa dikendalikan.(web)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA,TM.ID : Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad mengatakan pers di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut karena ekosistem media yang ada saat ini tidak bisa dikendalikan.

“Bahkan bagi saya dalam berbagai kesempatan saya sampaikan bahwa kondisi media di Indonesia ini dalam kondisi darurat, mengapa dalam kondisi darurat karena ekosistem medianya saat ini kita tidak bisa kendalikan,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Arifin juga menyampaikan, sudah saatnya semua pihak kembali pada jurnalisme berkualitas dengan semangat memperbaiki ekosistem media saat ini.

“Sekarang sudah seharusnya kembali fokus kepada jurnalisme yang berkualitas, memperhatikan kualitas-kualitas konten yang dimiliki,”  ucapnya.

Bahkan media massa kata dia terjebak dan mengikuti ekosistem yang ada sekarang ini. Salah satu hal yang paling menjadi perhatian dan dalam darurat itu karena saat ini media dengan “clickbait” begitu luar biasa mengikuti ekosistem saat ini.

“Media clickbait, walaupun sebetulnya tidak semua, ini saya garis-bawah jangan sampai kemudian banyak media online yang dianggap clickbait semua, itu tidak. Ada sebagian besar memang melakukan clickbait karena mengikuti ekosistem yang saat ini di drive oleh platform global,” ujarnya.

BACA JUGA: Ini Masukan dari Bos Jawa Pos Agar Media Massa Tidak Tergeser Medsos

Dia mengatakan ekosistem yang paling penting saat ini seakan berada di sisi distribusi, bukan dari sisi produksi konten jurnalistik.

“Produksi, dari dulu media massa itu canggih dalam membuat atau memproduksi sebuah konten sebuah berita itu sudah canggih, cuma persoalannya dulu distribusi-nya dipegang, tapi sekarang saat ini distribusi-nya tidak bisa dipegang (karena ekosistem),” ucapnya.

Hal itu menurut dia karena merupakan bagian dari perkembangan teknologi informasi yang memang akhirnya mengubah cara bagaimana masyarakat mengkonsumsi berita.

“Tapi seharusnya kita harus sadar bagaimana sama-sama untuk membangun ekosistem lebih baik, produksinya sudah bisa dikuasai lebih baik, tapi distribusi tidak. Produksi yang mengikuti ekosistem tersebut kalau bisa diperbaiki dari sisi distribusi, saya yakin itu bisa membuat media massa kembali pada jalan yang benar,” ujarnya.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bakso Atomic
Kreatif dan Berani, Mahasiswa UAD Tawarkan Bakso Unik Berbasis Ilmu Fisika
Subaru mobil baru
Subaru Siap Luncurkan Mobil Baru di GIIAS 2025, Perdana SUV Hybrid?
Ganja di Aceh
Polisi Ungkap Ladang Ganja Seluas 25 Hektare di Aceh
BMW R1300R
BMW Rilis R1300R Roadster 2025, Adopsi Teknologi Suspensi Tercanggih!
IMG_20250624_131858
Borneo FC Resmi Datangkam Gelandang Asal Kolombia 
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja

3

Video Polri Pahlawan Masa Kini Dirujak Warganet, Dianggap Tak Sesuai Realita

4

Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini

5

Dorong Dunia Usaha Lebih Inklusif, BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Inclusive Job Center kepada 30 Perusahaan di Bandung Raya
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.