BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang. Enam titik evakuasi telah disiapkan sebagai lokasi aman bila bencana gempa bumi, mengingat kawasan ini berdekatan dengan pusat kota yang padat penduduk.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan, titik evakuasi yang ditetapkan adalah Taman Tegalega, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), serta Lapangan Olahraga Arcamanik.
Ia menyebut, seluruh lokasi dipilih karena memiliki ruang terbuka luas dan akses yang relatif mudah dijangkau masyarakat.
“Dampak gempa bisa meluas ke infrastruktur, ekonomi, hingga sosial masyarakat. Oleh karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif,” kata Erwin di Bandung, Minggu (17/8/2025).
Langkah ini, kata Erwin, sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Bencana. Ia menyatakan, Pemkot Bandung, tidak ingin hanya bereaksi ketika bencana terjadi, tetapi memastikan sistem mitigasi berjalan lebih awal.
Ancaman Sesar Lembang
Potensi gempa Sesar Lembang sudah lama menjadi perhatian para ahli geologi. Dengan panjang sekitar 29 kilometer yang melintang dari Padalarang hingga Cilengkrang, sesar ini dinilai aktif dan bisa memicu gempa dengan magnitudo cukup besar.
“Potensi bencana Sesar Lembang tidak bisa dianggap sepele karena lokasinya dekat dengan kawasan perkotaan padat penduduk,” ujar Erwin.
Ia menambahkan, ancaman tersebut sudah masuk dalam program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung.
Sebagai bagian dari langkah mitigasi, Pemkot Bandung juga membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kehadiran lembaga ini diharapkan bisa memperkuat koordinasi lintas sektor, mulai dari aparat keamanan, dinas kesehatan, hingga lembaga pendidikan.
Baca Juga:
Sesar Lembang, BPBD Perkuat Mitigasi Gempa Hingga ke Akar Komunitas
Waspada Sesar Lembang, BPBD Bandung Gencarkan Edukasi Gempa dari Rumah ke Rumah
Selain itu, pemetaan wilayah rawan gempa dilakukan bersama Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. Hasil pemetaan akan menjadi dasar dalam menentukan prioritas pembangunan kota, termasuk tata ruang dan jalur evakuasi.
Tak hanya fokus pada infrastruktur, Pemkot Bandung juga menggencarkan edukasi kesiapsiagaan. Simulasi evakuasi rutin digelar di sekolah, perkantoran, hingga permukiman warga.
“Edukasi ini penting agar masyarakat tidak panik saat menghadapi situasi darurat. Kesiapsiagaan bukan berarti menakut-nakuti, melainkan langkah bijak melindungi diri dan keluarga,” tegas Erwin.
Ia mengimbau warga untuk mulai dari hal sederhana, seperti mengenali jalur evakuasi di lingkungan sekitar, menyimpan dokumen penting di tempat aman, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan dasar.
Erwin menekankan, keberhasilan mitigasi bencana membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat luas. Menurutnya, tanpa kerja sama lintas sektor, upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan optimal.
“Kolaborasi dengan akademisi dan komunitas menjadi kunci. Masyarakat harus dilibatkan aktif agar lebih siap menghadapi risiko bencana,” katanya.
(Dist)