BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hipertensi atau penyakit darah tinggi mungkin lebih lekat dengan orang dewasa, terutama orang lanjut usia. Namun, ternyata penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak.
Tekanan darah diukur dari seberapa tingginya tekanan di dalam pembuluh darah, baik saat jantung berkontraksi memompa darah maupun saat jantung dalam kondisi relaks atau meregang.
Pada penderita hipertensi, termasuk anak-anak, tekanan di dalam pembuluh darahnya terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di berbagai organ tubuh, seperti jantung, otak, dan ginjal, bahkan bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah.
Kriteria Hipertensi pada Anak
Pengukuran hipertensi pada anak berbeda-beda sesuai rentang usia. Berikut adalah klasifikasi hipertensi pada anak usia 1–13 tahun:
- Meningkat, bila nilai tekanan darah ≥ 120/80 mmHg
- Hipertensi derajat 1, untuk tekanan darah yang nilainya berada di antara 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg
- Hipertensi derajat 2, bila nilai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
Sementara untuk anak usia di atas 13 tahun, berikut adalah nilainya;
- Meningkat, bila nilainya 120–129/< 80 mmHg
- Hipertensi derajat 1, jika nilainya 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg
- Hipertensi derajat 2, untuk hasil pengukuran yang menunjukkan angka ≥ 140/90 mmHg.
Penyebab Hipertensi pada Anak
Ada beberapa kondisi maupun kebiasaan yang dapat menjadi pemicu atau penyebab hipertensi pada anak, di antaranya:
1. Banyak asupan garam
Garam memiliki sifat menyerap air. Kondisi kelebihan garam menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah meningkat. Akibatnya, jantung menjadi berusaha lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.
2. Kelebihan berat badan
Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi yang disebabkan oleh obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.
3. Bawaan dari Lahir
Hipertensi pada anak, terutama anak di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau kelainan genetik.
BACA JUGA: 7 Makanan dan Minuman Ini Bantu Cegah Hipertensi!
4. Kurangnya aktivitas fisik
Hati-hati, hipertensi lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti main games atau menonton TV.
Selain itu, hipertensi juga lebih sering terjadi pada anak laki-laki, anak yang lahir prematur, kelebihan atau kekurangan berat badan saat lahir, memiliki riwayat keturunan hipertensi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perokok pasif, memiliki gangguan tidur, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti steroid.
(Kaje/Budis)