BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam situasi keamanan Indonesia yang kian tidak kondusif akibat makin tingginya frekuensi bentrokan antara massa dan aparatur penegak hukum, peran media massa menjadi arus utama sebagai clearing house of information kian penting.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika mengatakan, para awak redaksi dan penerbit media harus memestikan agar misinformasi dan disinformasi tidak meluas dan tidak berujung pada penyebaran aksi kekerasan hingga mengorbankan nyawa.
“Media harus mewaspadai upaya penyebarluasan provokasi ujaran kebencian (hate speech) dan hoaks dan menjaga agar percakapan [ublik di media sosial dan aplikasi percakapan tetap konstruktif dalam kerangka penyampaian aspirasi public yang demokratis,” ungkap Wahyu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Teropongmedia.
Menurutnya AMSI menyadari bahwa institusi pers sebagai pilar keempat demokrasi,dituntut oleh publik untuk bisa berperan mewujudkan integritas informasi.
Baca Juga:
AMSI Apresiasi Peluncuran Google News Showcase, Dorong Platform Digital Lain Segera Berkontribusi
AMSI Papua Kecam Keras Teror Bom di Kantor Redaksi JUBI, Kebebasan Pers Terancam!
“Pengolahan media harus memastikan keberadaan kosisten informasi yang menyediakan informasi secara akurat, terpercaya dan bisa diandalkan yang mendorong terciptanya masyarakat demokrasi serta menjunjung tinggi hak asasi manusia,” katanya.
Ia menambahkan peran tersebut sangat vital ditengah krisis kepercayaan yang saat ini sedang terjadi.
Berikut seruan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI):
- Semua pengelola media massa dan para jurnalisnya harus berkomitmen menerapkan standar etika jurnalistik tertinggi dalam peliputan dan publikasi berita terkait aksi demonstasi dan situasi terkini di tengah situasi yang tidak menentu.
- Media massa dan jurnalisnya harus menjaga integritas informasi dan memastikan bahwa masyaraka menerima informasi yang factual, terverifikasi dan tidak bias bebas darimanipulasi ataudistorsi. hal tersebut merupakan prinsip kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan demokrasi.
- Media massa harus menerapkandisiplin verifikasi dalam pembuatan emuaproduk hurnalistiknya serta aktif melakukan cek fakta untuk menyanggahkan mis/disinformasi yang marak beredar termasuk yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI dan deepfake.
“Kami berharap semua pengelola media, terutama anggota AMSI di seluruh Indonesia menaati pernyataan terbuka ini,” katanya.
Wahyu menambahkan, keberhasilan media njalankan fungsi publiknya dalam situasi yang tidak kondisif ini.
“Pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan emua pemangku kepentingan akan peran penting media arus utara dalam negara demokrasi seperti Indonesia,” pungkasnya. (usamah kustiawan)