AI dan Dinamika Kehidupan: Bisakah Menggantikan Pasangan?

Penulis: Aak

AI menggantikan pasangan
AI dan Dinamika Kehidupan - YouTube Risyad and Son
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam era perkembangan teknologi yang semakin pesat, kecerdasan buatan (AI) terus menunjukkan kemampuannya dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Lalu muncul pertanyaan menggelitik, bisakah AI menggantikan pasangan?

Hal itu menjadi bahasan menarik dalam perbincangan di kanal YouTube Risyad and Son, podcast “Di Atas 12”, yang diunggah pada 8 Januari 2025.

Tidak hanya di bidang pekerjaan atau industri, AI kini mulai merambah ke ranah hubungan manusia, membuka diskusi menarik tentang bagaimana teknologi ini memengaruhi hingga menggantikan posisi pasangan.

Podcast yang dikenal karena diskusi yang mendalam dan relevan ini menghadirkan Anjas Maradita, seorang praktisi AI yang juga juru bicara Nvidia di Indonesia.

Dengan pengalamannya yang luas di dunia teknologi, Anjas memberikan wawasan yang mendalam mengenai fenomena ini.

Dalam perbincangan tersebut, ia mengungkapkan bahwa AI kini telah berkembang hingga mampu menggantikan peran pasangan dalam memberikan dukungan emosional.

“AI sekarang bahkan mampu memberikan empati tiruan. Misalnya, ketika seseorang curhat, AI akan merespons dengan afirmasi yang tepat. Teknologi ini dapat memberi perhatian instan yang sering kali tidak didapatkan dari pasangan manusia,” ujar Anjas dalam podcast tersebut, dikutip, Rabu (8/1/2025).

Anjas menjelaskan kemampuan tersebut menjadikan AI, seperti ChatGPT, menjadi solusi bagi mereka yang merasa kesepian atau membutuhkan dukungan tanpa harus menghadapi risiko konflik emosional.

BACA JUGA: 7 Alasan Artificial Intelligence (AI) Tidak Bisa Mengantikan Peran Manusia

AI memberikan respons yang konsisten, tidak emosional, dan selalu hadir. Namun, ia memperingatkan bahwa meskipun AI memiliki keunggulan, AI tetap mempunyai beberapa keterbatasan yang tidak dapat diatasi oleh teknologi.

“Love language AI itu lebih ke word of affirmation, tapi enggak akan bisa physical touch. Hubungan manusia tetap memiliki elemen unik yang sulit ditiru oleh teknologi,” tegasnya.

Terlebih lagi, fenomena ini mulai mempengaruhi pola pikir generasi muda, yang cenderung mengandalkan teknologi untuk berbagai kebutuhan, termasuk hubungan pribadi.

Beberapa orang bahkan lebih nyaman berinteraksi dengan AI dibandingkan manusia. Menurut Mas Anjas, hal ini menjadi tantangan besar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat dalam konteks dominasi teknologi.

Namun, diskusi ini tidak melulu bernada pesimis. Mas Anjas menekankan pentingnya penggunaan AI secara bijak sebagai alat pendukung, bukan pengganti.

“Teknologi AI bisa membantu kita menjadi lebih produktif dan memahami diri sendiri. Namun kita tetap perlu menjaga koneksi dengan orang-orang di sekitar kita,” imbuhnya.

Ia juga menyarankan agar masyarakat memanfaatkan teknologi ini untuk hal-hal yang positif, seperti pengembangan diri dan peningkatan produktivitas, alih-alih menjadikannya pengganti sepenuhnya dalam interaksi manusia.

Perkembangan AI mencerminkan perubahan besar yang sedang terjadi di masyarakat. Di satu sisi, AI membuka peluang baru untuk memenuhi kebutuhan emosional dan sosial manusia.

Namun, di sisi lain, teknologi ini juga memunculkan pertanyaan besar: Apakah kita benar-benar siap menghadapi era di mana teknologi mendikte cara kita menjalani kehidupan personal?.

Hal ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk bersikap kritis terhadap teknologi, memanfaatkan keunggulan AI tanpa melupakan nilai-nilai yang hanya terdapat dalam hubungan manusia.

Tantangan ke depan adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan tetap menjaga kemanusiaan di tengah era digital yang terus berkembang.

 

(Magang UIN SGD/Martin Alghiffary-Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Erwin Sebutkan Beberapa Solusi Atasi Sampah di Kota Bandung
Takut Disangka Bang Toyib, Bojan Hodak Pilih Pulang Ke Kroasia 
Umuh Muchtar Setuju Dengan Keputusan Patrick Kluivert
Umuh Muchtar Setuju Dengan Keputusan Patrick Kluivert 
Manajer Baru Persija Jakarta
Gantikan Bambang Pamungkas, Ini Dia Sosok Manajer Baru Persija Jakarta
TikTok Shop
TikTok Shop Bakal PHK Ribuan Karyawan di Indonesia, Efek Merger Tokopedia Mulai Terasa?
Armand Maulana
Armand Maulana Bingung Cuma Dapat Royalti Rp160 Ribu Setahun!
Berita Lainnya

1

Kue Cubit dan Komunikasi: Rahasia Sukses Mang Joker Dalam Membangun Hubungan dengan Pelanggan

2

Lokasi Tambang Gunung Kuda Cirebon Masuk Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi

3

Seleksi Ketat, Ratusan Mahasiswa Bersaing untuk Menjadi Pelaut PIS lewat Program Beasiswa

4

Longsor Gunung Kuda Cirebon, ESDM Jabar Sebut Sudah Peringatkan Berkali-kali

5

Strategi Diversifikasi Produk
Headline
Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Kabupaten Timor Tengah Utara
Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Kabupaten Timor Tengah Utara
Nick Kuipers Tanggapi Usulan Bobotoh Yang Ingin Membuatkan Patung Sebagai Bentuk Apresiasi
Nick Kuipers Tanggapi Usulan Bobotoh Yang Ingin Membuatkan Patung Sebagai Bentuk Apresiasi
Longsor Gunung Kuda Cirebon
Tim SAR Gabungan Terus Upayakan Pencarian Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon
PSG
PSG Juara Liga Champions Musim 2024-2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.