JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, membantah anggapan bahwa tunjangan rumah untuk anggota DPR mencerminkan sikap tidak peduli terhadap masyarakat.
Ia menegaskan, banyak legislator yang memiliki empati tinggi , hanya saja tidak semua kegiatan mereka terpublikasi ke publik.
“Misalnya kayak gue contoh gitu, di dapil (daerah pemilihan) tiap hari, tiap minggu, tiap bulan ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya adalah ada empati kepada masyarakat, bantuan, yang enggak perlu dipublikasikan kebanyakan orang,” ucap Sahroni melansir Liputan6, Rabu (20/8/2025).
BACA JUGA:
DPR dapat Tunjangan Rp 50 Juta Per Bulan, Formappi: Menyakitkan untuk Rakyat!
Sahroni menambahkan, meskipun para legislator menerima gaji dan tunjangan dalam jumlah besar, uang tersebut tetap kembali ke masyarakat melalui berbagai bentuk bantuan, meski tidak diumumkan secara terbuka.
“Uangnya pasti kembali ke masyarakat. Tanpa perlu dikasih tahu ya ini uangnya, uang gajian gue, gue kasih sama kalian. Semua nggak perlu. Jadi tangan kanan memberi, tangan kiri ya diumpetin lah ceritanya,” ujar Sahroni.
Dalam kesempatan yang sama, Sahroni juga menyoroti perbandingan antara tunjangan rumah dan biaya pemeliharaan rumah dinas anggota DPR. Menurutnya, pengeluaran untuk fasilitas rumah dinas justru lebih besar.
“Kalau dikasih fasilitas rumah, itu biayanya akan lebih mungkin 10 kali lipat dari yang dikasih tunjangan kepada anggota DPR, sebanyak Rp50 juta,” pungkasnya.
(Saepul)