BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah pemain judi online (judol) terbanyak di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Jawa Barat Agung Yansusan menegaskan bahwa maraknya praktik judol bukan semata disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan karena sifat candu yang merusak akal sehat para pemainnya.
“Kalau mereka main judol berarti duitnya ada. Hanya saja, mereka lebih memilih main judol daripada beli beras. Jadi ini bukan masalah ekonomi, tapi masalah kebutuhan yang sistemnya harus segera diselesaikan,” ujar Agung saat diwawancarai, dikutip Jumat (29/8/2025).
Agung menjelaskan, sistem judi online bekerja layaknya sebuah jebakan. Menurutnya, bandar biasanya memberi kemenangan di awal untuk memancing pemain agar semakin banyak melakukan deposit. Namun setelah itu, uang pemain akan habis dikuras hingga membuat mereka kecanduan dan sulit berhenti.
“Orang-orang yang main judol itu akal sehatnya mati. Mereka menaruh nasib, melakukan segala cara, dan akhirnya terjebak dalam lingkaran candu. Itu sebabnya saya katakan, hanya orang bodoh yang mau bermain judol,” tegasnya.
Baca Juga:
Miris Kasus Penjualan Anak, Agung Yansusan Ingatkan Pentingnya Peran Aparat Desa hingga RT
Agung Yansusan: Waspada, Gula Tersembunyi Ancam Kesehatan Generasi Muda
Politisi asal Jawa Barat itu pun mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik judi online. Ia menekankan bahwa permainan tersebut tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga merusak kehidupan sosial dan mental para pelakunya.
“Judol bukan solusi, tapi jebakan. Jangan pernah mencoba, apalagi sampai kecanduan,” pungkas Agung.
(Virdiya/Budis)