JAKARTA,TM.ID: Imam Supriyanto yang merupakan pendiri mahad Al Zaytun mengungkapkan, ada oknum intel Badan Intelegen Nasional (BIN) yang menjadi anggota Badan Pendiri pondok pesantren Al Zaytun.
Oknum intel BIN tersebut, kata Imam, berinisial MYR AS yang merupakan adik dari pimpinan Al Zaytun yaitu Panji Gumilang.
Kata Imam, masuknya nama oknum intel BIN ini berawal saat Panji Gumilang ingin mengubah struktur Badan Pendiri pada tahun 2000 lalu. Menurutnya saat itu Panji Gumilang berdalih jika oknum anggota intel tersebut bisa berkontribusi positif bagi pesantren tersebut.
Selain itu, Imam juga mengungkapkan jika hanya dia dan Panji yang mengetahui latar belakang MYR AS. Dia juga mengungkapkan bahwa MYR AS memiliki tugas penting sebagai Ketua Lembaga Kemakmuran Masjid.
Setelah hubungannya dengan dengan Panji merenggang, Panji mendirikan badan baru untuk mengantisipasi bahwa dia mengambil alih yayasan melalui gugatan perdata. Hingga sampai saat ini MYR AS ternyata masih aktif menjadi anggota BIN.
Selain sebagai Ketua Lembaga Kemakmuran Masjid, AS juga memiliki tugas penting menjadi penghubung ke elite publik, salah satunya adalah Kepala Staf Kepresidenan yaitu Moeldoko.
Moeldoko Disebut Beri Jaminan Perlindungan Kepada Al Zaytun
Pendiri mahad Al Zaytun yaitu Imam Supriyanto mengungkapkan jika Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko pernah memberi jaminan perlindungan kepada Al Zaytun. Imam juga mengatakan Moeldoko memberikan akses untuk Panji Gumilang.
Imam juga mengaku tidak tahu alasan Moeldoko memberi akses untuk Panji agar meminta perlindungan dari polisi. Dia juga menjelaskan jika Moeldoko pernah datang ke Al Zaytun untuk menghadiri acara bela negara dengan Gubernur Jawa Barat.
Setelah itu, Moeldoko sering diundang ke acara yang adakan pesantren tersebut. Imam menyebutkan tawaran perlindungan dari Moeldoko baru disampaikan beberapa waktu terakhir, tepatnya saat mantan panglima TNI sudah menjabat sebagai KSP.
Pasalnya, Moeldoko telah berulang kali membantah tudingan bekingan untuk ponpes yang berlokasi di Indramayu itu. Moeldoko juga menjelaskan dia pernah mendatangi ponpes saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi. Kedatangannya hanya untuk melihat apa yang terjadi di ponpes tersebut.
NII Melakukan Kaderisasi
Imam Supriyanto mengungkapkan jika NII saat ini masih aktif melakukan kaderisasi. Dia menuturkan jika ada 42 imam atau pimpinan NII yang melakukan kaderisasi salah satunya adalah Panji Gumilang.
Imam juga menjelaskan jika ponpes ini berdiri sebagai salah satu program dari NII Komandemen Wilayah (KW) 9. Lalu dia juga menjelaskan, bahwa keberadaan NII di Indonesia sejak zaman Kartosuwiryo, kemudian berlanjut ke Kahar Muzakar, lalu oleh Agus Abdullah, Abu Daud, dan Adah Jaelani.
Saat masa kepemimpinan Adah Jaelani itulah, NII yang tadinya hanya memiliki 7 wilayah komandemen, bertambah menjadi 9 wilayah komandemen. Adapun KW 0 berada di wilayah
Jakarta memiliki tugas atau misi merekrut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berbasis akademis. Bahkan hingga jenjang pendidikan S-1, S-2, dan S-3. Dengan demikian, perekrutannya dilakukan organisasi.
Selain merekrut SDM yang berkualitas, misi dari wilayah Jakarta adalah menghimpun sejumlah dana. Nantinya, dana tersebut untuk menyubsidi kegiatan NII di wilayah-wilayah lainnya.
Imam juga menyebutkan bahwa sebagai lembaga pendidikan maka Al Zaytun berada di permukaan dan terkenal. Artinya, pergerakan ponpes ini berbeda dengan pergerakan NII yang bersifat ‘bawah tanah’ setelah organisasi tersebut dinyatakan terlarang sejak 1962.
BACA JUGA: BNPT Mengkaji Hubungan Mahad Al Zaytun dengan NII
(Kaje/Aak)