BANDUNG,TM.ID: Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2024, Pasar Murah Kota Bandung akan hadir di 30 kecamatan.
Gejolak harga setiap menjelang Nataru, selalu terjadi untuk beberapa komoditas kebutuhan pokok.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menghadirkan Pasar Murah di 30 kecamatan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, kali ini titik lokasi Pasar Murah berada di Kecamatan Regol, Panyileukan, dan Mandalajati pada Rabu (6/12/2023).
“Kami menyediakan beras medium SPHP, bekerja sama dengan Bulog sebanyak 10 ton. Kalau di kecamatan lain 5 ton, tapi di Kecamatan Regol kuotanya lebih banyak karena biasanya respon warga di sini lebih ramai,” kata Elly Wasliah, di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, (7/12/2023).
Menurutnya, tak ada batasan jika warga dari wilayah lain ingin membeli kebutuhan pokoknya di Pasar Murah manapun. Hal ini berbeda dengan Operasi Pasar.
“Kalau Operasi Pasar itu dibatasi hanya satu atau dua komoditas saja, misal beras atau minyak. Jadi hanya warga wilayah tersebut yang boleh membeli,” ujarnya.
BACA JUGA: Program Kang Empos Pemkot Bandung Jadi Prioritas Atasi Sampah Organik
Adapun komoditas yang dijual di pasar murah tersebut antara lain beras medium dan premium, minyak curah dan premium, telur, bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Untuk beras dibatasi, per orang hanya bisa beli dua kantong. Satu kantong isinya 5 kg beras, dijual seharga Rp53.000, sehingga jatuhnya di Rp10.600/kg. Kalau di pasar, harga beras medium itu sudah pada kisaran Rp13.000/kg,” ucapnya.
Tak hanya itu, minyak curah dijual seharga Rp13.500 per liter. Ada pula telur yang dijual murah oleh toko-toko ritel di kisaran Rp25.800 – Rp26.000/kg.
Sedangkan di pasar, harga telur sudah mencapai Rp29.000/kg. Berbagai komoditas lainnya seperti gula pun dijual lebih murah.
“Kami minta kepada tokoh-tokoh ritel yang ikut berjualan di Pasar Murah untuk memberikan harga yang lebih murah daripada harga di tokonya. Toko ritel yang ikut itu ada Superindo, Prama, dan Wilmar,” imbuhnya.
Selain komoditi di atas, Pasar Murah juga menyediakan gas 3 kg yang hanya bisa dibeli jika menyertakan KTP sesuai kecamatan masing-masing.
Harganya yang dibanderol untuk gas 3 kg adalah Rp16.600. Sedangkan di pasarannya mencapai Rp21.000 – Rp22.000.
“Untuk gas LPG 3 kilo ini satu-satunya yang harus pakai KTP, kalau yang lainnya tidak. Sebab ini menggunakan subsidi,” ungkapnya.
Saat ini sudah 24 kecamatan di Kota Bandung yang menggelar Pasar Murah. Omzet tertinggi diraih Kecamatan Kiaracondong yakni Rp127 juta.
“Sekarang ini hari ke-8 Pasar Murah. Masih ada 2 hari lagi, Kamis dan Jumat. Jadi ada 6 Kecamatan lagi yang belum melaksanakan Pasar Murah,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Aak)