BANDUNG,TM.ID: Di tengah situasi darurat sampah yang mendera kawasan Bandung Raya, inisiatif sekelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini bisa jadi inspirasi, dengan membuat cairan eco-enzyme yang berbahan baku sampah organik.
Kelompok mahasiswa tersebut tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) UPI Kampus Cibiru. Mereka mempraktekan daur ulang sampah organik itu di Kampung Nagrak, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Agustus 2023 lalu.
Dosen pembimbing PKM-PM UPI Kampus Cibiru, Yusuf Tri Herlambang mengatakan, tantangan pengelolaan lingkungan di Indonesia kini semakin mendesak. Menurutnya, terdapat masalah serius yang kini sedang dihadapi terkait pengelolaan sampah organik dan kimia.
“Kini masyarakat mulai mencari solusi kreatif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah sampah ini,” kata Yusuf, di Bandung, Minggu (24/9/2023).
Selanjutnya, Yusuf mengatakan, salah satu inisiatif yang menonjol adalah hadirnya program pembuatan cairan eco-enzyme. Program ini muncul sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kesadaran akan dampak negatif dari polusi limbah organik yang kini semakin meningkat.
BACA JUGA: Masalah Sampah Kota Bandung Ditarget Tuntas dalam 3 Bulan
Dengan pemanfaatan eco-enzyme, berarti masyarakat ikut berperan dalam menyelamatkan bumi dari ancaman lingkungan serta semua kehidupan di muka bumi ini.
“Eco-enzyme merupakan cairan serbaguna yang terbuat dari sampah organik, dan dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Yusuf menjelaskan, cairan serbaguna ini merupakan campuran enzim yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga gula dengan bantuan mikroorganisme.
Kegunaannya, selain untuk pupuk organik, cairan eco-enzyme juga dapat digunakan untuk hand sanitizer, sabun cuci piring, cairan pel lantai, pupuk organik, pestisida, penghilang bau toilet dan lainnya.
“Dalam hal ini eco-enzyme menjadi salah satu solusi untuk mengelola sampah organik menjadi hal yang lebih penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan teknik pembuatan yang sangat mudah,” katanya.
Adapun tujuan dari program kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat (PKM-PM) yang dibimbingnya, jelas yusuf, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat RW 008 Kampung Nagrak, Desa Sukajaya khususnya, dalam menangani permasalahan sampah dengan sistem daur ulang menjadi eco-enzyme.
Memberi edukasi dan pengarahan kepada masyarakat Desa Sukajaya tentang pengolahan dan pengelolaan sampah menjadi eco-enzyme dalam membangun daya tahan ekonomi masyarakat,” ujar Yusuf.
BACA JUGA: DLH Kota Bandung akan Gelar Bazar Unik, Bayar Sembako Pakai Sampah
Para mahasiswa yang terlibat dalam PKM-PM UPI Kampus Cibiru memusatkan sosialisasi pembuatan eco-enzyme tersebut di Masjid Jami Al-Furqon, Kampung Nagrak, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang pada 6 Agustus 2023 lalu.
Sosialisasi bertujuan untuk mengedukasi warga tentang cara membuat, menggunakan, dan memanfaatkan eco-enzyme. Kegiatan itu mendapat sambutan antusias dari berbagai kelompok masyarakat, mulai dari warga, pelajar, serta anggota karang taruna lingkungan setempat
“Masyarakat setempat cukup antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi serta mempelajari langkah-langkah praktis dalam pembuatan eco-enzyme secara mandiri di rumah mereka sendiri,” jelas Yusuf.
(Aak)