BANDUNG,TM.ID: Penyanyi Vidi Aldiano sedang berjuang menyembuhkan penyakitnya, yakni kanker ginjal stadium tiga sejak tahun 2019 lalu. Hal itu, ia ungkapkan melalui akun Instagram pribadinya.
“Mungkin banyak yang belum tahu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik,” tulis Vidi
Vidi Aldiano harus menjalani perawat rutin setiap minggu untuk perobat. Ia mengaku, sudah berdamai dengan kondisinya untuk selalu bersyukur atas pemberian semuah hal dari Tuhan.
BACA JUGA: Vidi Aldiano Urung Nonton EXO, Kasih Selamat bagi yang Bisa Nonton
“Selama gue diberikan kekuatan untuk melawan penyakit ini, gue enggak boleh cupu. Gue harus bisa living my life,” lanjutnya.
Ia berharap, masih bisa berkarya dan menghibur banyak penggemarnya lewat karyanya. Vidi juga merencanakan dalam beberapa waktu ke depan.
#VidiComeback2023 sudah ada di depan mata. Gue harus sehat dan kuat, supaya bisa bikin kalian bangga sama karya terbaru gue! Love you all,” jelas Vidi Aldiano.
Profil Vidi Aldiano
Memuat Wikipedia, Oxavia Aldiano, BA, M.Sc, dikenal sebagai Vidi Aldiano (lahir 29 Maret 1990), adalah seorang seniman multitalenta berkebangsaan Indonesia. Vidi Aldiano menggabungkan berbagai bakat dalam dunia hiburan, termasuk sebagai rapper, penyanyi, penulis lagu, aktor, dan presenter. Ia telah menelurkan beberapa album terkenal, seperti “Pelangi di Malam Hari,” “Lelaki Pilihan,” dan “Yang Kedua.” Selain itu, Vidi juga pernah tampil di festival Java Jazz pada tahun 2005.
Ketika berada di panggung, Vidi Aldiano sering membawakan lagu-lagu daur ulang yang populer, seperti “Cinta Jangan Kau Pergi” yang dulu dipopulerkan oleh Sheila Madjid, dan “Nuansa Bening” yang terkenal melalui penyanyi Keenan Nasution. Salah satu momen puncak dalam karirnya adalah ketika ia dipercayakan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membawakan lagu ciptaannya yang berjudul “Jiwaku Terang di Malam Itu.”
Vidi adalah anak pertama dari pasangan Harry Aprianto Kissowo dan Besbarini. Ia juga memiliki seorang nenek bernama S. Darsih Kisowo. Keluarga Vidi memiliki apresiasi tinggi terhadap musik, dan Vidi sendiri telah mahir bermain piano sejak usia 3 tahun, berkat bimbingan ibunya yang merupakan seorang guru piano.
Bakat musik Vidi muncul sejak dini, dan pada usia 2,5 tahun, ia sudah meraih juara kedua dalam kompetisi menyanyi tingkat kanak-kanak. Sejak saat itu, Vidi dianggap sebagai duta seni sekolahnya. Ketika remaja, Vidi mulai mempelajari bermain biola. Saat bersekolah di SMU, Vidi bergabung dalam sebuah band, di mana ia berhasil meraih juara pertama dalam 1ncredible Band Festival 2001, menunjukkan prestasi gemilangnya dalam dunia musik.
Karier seni Vidi dimulai ketika ayahnya, Harry Kiss, seorang pemilik perusahaan event organizer terkemuka, menyadari potensi bakat Vidi. Ayahnya menawarkan album demo Vidi kepada teman-teman pemilik perusahaan rekaman, meskipun pada waktu itu tren penyanyi solo pria kurang populer. Setelah mengalami enam kali penolakan, produser musik Lala Hamid akhirnya terpukau oleh penampilan Vidi dan setuju untuk memproduseri singelnya pada tahun 2008.
Pada tahun 2011, Vidi menjalin kerja sama dengan Trinity Optima Production untuk merilis album keduanya, yang berjudul “Yang Kedua.” Album ini menampilkan hits seperti “Datang dan Kembali,” “Lupakan Mantan,” dan “Gadis Genit.”
Pada tahun 2013, sebelum melanjutkan studi S2 di Manchester University, Vidi merilis mini album berjudul “Dunia Baru,” yang berisi singel hits seperti “Pupus/Kasih Tak Sampai” (mash up), “Apakah Ku Jatuh Cinta” bersama Sherina Munaf, dan “Dibawah Langit Ibu Kota” yang diciptakan bersama sahabatnya, Petra Sihombing.
Setelah kembali ke tanah air pada tahun 2015, Vidi merilis singel “Membiasakan Cinta,” yang ditujukan untuk teman-teman ODHA, sambil menjadi Duta AIDS Indonesia 2015-2016.
Pada tahun 2016, Vidi mengeluarkan album ketiganya yang berjudul “PERSONA.”
(Saepul/Usamah)