BANDUNG,TM.ID: Putri dari Presiden RI ke 4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bernama Alissa Wahid, meminta kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar aliuas Cak Imin untuk berhenti menyebarkan narasi yang tidak jujur.
Dia meminta Cak Imin untuk tidak lagi membuat narasi yang tidak sesuai dengan kebenaran. Hal tersebut dia minta usai Cak Imin mengatakan jika dirinya lah yang dikeluarkan Gus Dur dari PKB.
“Sudahlah hentikan narasi tidak jujur seperti ini,” cuit Alissa Wahid dalam akun X pribadinya @AlissaWahid dikutip Kamis (7/9/2023).
BACA JUGA: Merapat ke NasDem Tower, Cak Imin Bahas Strategi Pemenangan AMIN
Alissa menyebutka, kendati dirinya tidak pernah terlibat masuk dalam PKB, tapi dia mengingat ucapan dari sang ayah kepadanya.
Gus Dur pernah mengatakan kalau Cak Imin menjadi sosok yang akan merebut kekuasaan di PKB. Bahkan Gus Dur menyampaikan kepada Alissa, jika tindakan Cak Imin tidak boleh dibiarkan.
“Saya memang tidak pernah terlibat masuk di PKB. Tapi saya jelas mengingat betul ucapan #GusDur LANGSUNG kepada saya: “Imin merebut PKB dan tidak bisa dibiarkan”,” cuitnya.
Seperti yang diketahui kalau Cak Imin adalah bakal cawapres dari Koalisi Perubahan bersama Anies Baswedan.
Pernyataan dari Alissa itu memberikan respon atas pernyataan Cak Imin saat diwawancara dalam sebuah program Mata Najwa. Dalam program tersebut, dia mengklaim jika dirinya lah yang dikudeta Gus Dur, kemudian diberhentikan.
Cak Imin memberikan pernyataan itu karena untuk menanggapi isu yang selalu muncul saat dirinya berkontestasi politik, termasuk dalam Pilpres 2024.
BACA JUGA: Manuver NasDem dan PKB Paksa PDIP Kaji Ulang Pasangan Ganjar Pranowo
Cak Imin disebut-sebut sebagai pihak yang mengkudeta Gus Dur dari PKB.
“Yang benar adalah bahwa justru saya dikudeta. Dikudeta orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya. Bahkan saya dengan ikhlas berhenti dari Ketum, saya nonaktif,” ungkap Cak Imin, Senin (4/9) kemarin.
Bahkan Cak Imin berani mengkalim saat itu dirinya tidak memberikan perlawanan. Maka dirinya langsung menyerahkan kepemimpinan kepada Ali Masykur, sebagai Wakil Ketua Umum DPP PKB dan Yenny Wahid sebagai Sekjen DPP PKB.
“Dalam proses kepemimpinan Ali Masykur dan Yenny ini lah hasil kudeta terhadap saya, dan saya terima tidak ada masalah. Tapi di situ karena tidak legitimate, bukan ketua umum, maka harus mengganti ketua umum supaya bisa daftar ke KPU,” jelasnya.