JAKARTA,TM.id : Pemerintah ingin meningkatkan kuantitas ekspor produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tetapi masih terkendala persoalan kualitas.
Lebih jauhnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan bahwa tantangan yang dialami UMKM itu juga pada masalah kuantitas yang terkait logistik dan literasi.
Untuk itu, KemenkopUKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.
Menteri Teten menyebut, pemerintah kini mematok target kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia sampai tahun 2024 bisa menembus 17 persen. Adapun saat ini ekspor baru menyentuh angka 15 persen.
“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ujar Teten, melansir Antara, Jumat (16/12/2022).
Tak hanya itu, diperlukan juga terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor.
Teten turut mengapresiasi acara yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di Jakarta, yang diharapkan mampu meningkatkan kontribusi ekspor UMKM bisa mencapai target Pemerintah pada 2024.
“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ucap MenKopUKM.
Menteri Teten turut mengapresiasi capaian business matching antara UMKM dan buyer di BRILianpreneur per Kamis (15/12) yang sudah menyentuh kontrak bisnis di angka Rp1,2 triliun. Ia menyakini, angka tersebut terus naik hingga berakhirnya gelaran BRILianpreneur.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, tahun lalu penyelenggaraan BRILianpreneur diikuti oleh 500 UMKM. Sementara tahun ini BRILianpreneur melibatkan 500 UMKM bazaar dan 250 UMKM showcase di mana pada tahun lalu mencapai transaksi sebesar Rp10,3 miliar.
“BRILianpreneur kali ini kami targetkan tembus Rp 15 miliar,” ucap Sunarso.
Sedangkan nilai kontrak ekspor dari business matching BRILianpreneur tahun lalu mencapai 65 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1 triliun. Dan tahun ini ditargetkan bisa menembus 75 juta dolar AS (Rp 1,17 triliun).
(Budis)