JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pertarungan politik antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tampaknya belum berakhir hingga Pemilu 2029.
“Intinya, tidak akan ada jalan bagi Megawati dan Jokowi untuk rujuk. Saya yakin Jokowi menginginkan hubungan yang baik-baik saja dengan Megawati, karena Jokowi juga mempertimbangkan kekuatan politik PDIP apabila mau mencalonkan Gibran di pilpres 2029,” ,” kata Insan kepada Teropongmedia.id, Rabu (13/11/2024).
Namun, sejak awal masalahnya di sini adalah Megawati tidak toleran terhadap pengkhianat.
“Megawati merasa Jokowi telah menghianati politiknya di pemilu 2024, sehingga Megawati tidak toleransi terhadap Jokowi,” bebernya.
Insan menilai Gibran tidak punya kapasitas dan popularitas yang cukup untuk menjadi Calon Presiden di 2029. Mantan Walikota Solo itu terpilih karena masyarakat melihat nama Jokowi yang Namanya masih cukup baik.
“Gibran tidak punya kapasitas dan popularitas yang cukup untuk menjadi Calon Presiden di 2029. Ia terpilih pada 2024 karena saat itu masyarakat melihat nama Jokowi, ayah Gibran yang namanya masih cukup baik,”ungkap Insan.
“Kemampuan komunikasi Gibran yang buruk dan wawasan terhadap dunia internasional yang sangat kurang juga menjadi faktor sulitnya Gibran dapat maju ke Pilpres 2029.
Menurut dia, pada pemilu 2029 Indonesia butuh Presiden dengan level literasi dan level wawasan global minimal sekelas Prabowo dan kalau bisa sekelas Soekarno.
“Gibran saya rasa secara level literasi dan wawasan global hingga saat ini masih berada di level pimpinan usaha kecil menengah,”ucapnya.
BACA JUGA: Politisi PDIP Ini Dorong Seluruh SD di Tanah Air Gratis!
Meskipun Pemilu 2029 masih jauh, namun Gerakan politik PDIP sudah terlihat dengan kekuatan Pilkada 2024 dimana PDIP bekerja keras untuk memenangkan jagoannya di Pilkada 2024. Tak hanya itu, PDIP juga akan lebih berjuang untuk mengambil langkah politiknya untuk memenangkan pemilu 2029.
Sementara itu, Jokowi dikabarkan telah mempersiapkan kendaraan politiknya melalui Partai Golkar. Hal ini dilakukan untuk mendukung langkah politik Girban Rakabuming sebagai capres di pemilu 2029.
(Agus Irawan/Usk)