BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS setelah empat tahun ia meninggalkan Gedung Putih. Trump mengalahkan kandidat Demokrat, Kamala Harris, dengan mengamankan lebih dari 270 suara Electoral College yang diperlukan.
Kemenangannya di Wisconsin membantu mencapai ambang batas tersebut, sementara ia juga unggul sekitar 5 juta suara dalam pemungutan suara populer. Dalam pidato kemenangannya, Trump menyebut mandat yang ia terima sebagai mandat kuat dari rakyat Amerika.
Melansir dari Reuters mealui RRI, Kamis (7/11/2024), Partai Republik berhasil merebut mayoritas di Senat, meski kendali di DPR masih belum jelas. Pasar saham dunia melonjak menyusul kemenangan Trump, dan nilai dolar mengalami peningkatan tajam.
Ekonomi dan pekerjaan menjadi isu utama bagi para pemilih. Banyak yang merasa harga-harga masih tinggi meski kondisi pasar saham sedang tinggi, upah tumbuh pesat, dan pengangguran rendah.
Keadaan ini menjadi beban bagi pemerintahan Presiden Joe Biden. Mayoritas pemilih yang menyatakan kepercayaan lebih pada Trump untuk mengatasi isu tersebut.
BACA JUGA: Republik Kendalikan Senat AS, Peluang Menang Sempit, Harris Batalkan Pesta Pemilu
Trump berhasil menarik dukungan dari pemilih Hispanik dan rumah tangga berpenghasilan rendah yang paling terdampak inflasi. Basis pendukung setianya, termasuk pemilih pedesaan dan mereka yang berpendidikan rendah, kembali memberikan dukungan besar dalam pemilihan ini.
Trump memenangkan pemilu meskipun tingkat persetujuannya rendah dan menghadapi masalah hukum, termasuk dakwaan pidana yang sudah dijatuhkan empat kali. Kemenangan Trump diperkirakan akan membawa dampak besar bagi kebijakan perdagangan, perubahan iklim, perpajakan, dan kebijakan imigrasi Amerika.
Trump juga berencana melancarkan deportasi massal bagi imigran ilegal serta menyatakan akan memecat pegawai negeri yang dianggap tidak loyal. Kemenangan ini diperkirakan akan memperdalam perpecahan antara Partai Republik dan Demokrat dalam berbagai isu.
(Usk)