BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tes CAPTCHA modern, seperti kotak centang “I’m not a robot,” sebenarnya memanfaatkan teknologi yang lebih kompleks daripada sekadar meminta pengguna untuk mencentang kotak.
Sistem ini didasarkan pada analisis perilaku pengguna saat mereka berinteraksi dengan situs web. Ketika manusia mencentang kotak tersebut, sistem CAPTCHA memperhatikan berbagai faktor, seperti pola gerakan mouse, kecepatan klik, dan interaksi dengan halaman sebelumnya.
Hal-hal ini sangat sulit untuk ditiru oleh bot, yang cenderung berinteraksi dengan situs web secara langsung melalui kode, tanpa pola alami manusia.
Selain itu, CAPTCHA juga dapat melihat hal-hal seperti lokasi IP, riwayat browser, dan perilaku umum di internet untuk memastikan apakah seseorang adalah manusia atau bot.
Dengan menggabungkan data ini, CAPTCHA dapat membedakan antara pengguna manusia yang menunjukkan perilaku alami dan bot yang cenderung beroperasi dengan lebih mekanis.
Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, beberapa sistem CAPTCHA modern bahkan menggunakan apa yang disebut “Invisible CAPTCHA.”
BACA JUGA: J-Site, Platform Inovatif Pengelolaan Website di Jawa Barat
Dalam sistem ini, pengguna mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang diuji, karena analisis perilaku mereka dilakukan secara otomatis di latar belakang.
Jika sistem mendeteksi perilaku yang mencurigakan, pengguna mungkin diminta untuk menyelesaikan tantangan lebih lanjut, seperti memilih gambar yang sesuai atau memasukkan teks tertentu.
Jika tidak, mereka dapat melanjutkan aktivitas mereka tanpa gangguan.
Dengan semakin canggihnya bot, CAPTCHA juga terus berevolusi untuk menghadapi tantangan baru, menjaga keamanan situs web dari aktivitas otomatis yang tidak diinginkan.
(Budis)