BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bahan Bakar Minyak (BBM) hampir dipastikan selalu mengalami kenaikan harga disetiap tahunnya. Untuk menopang kebutuhan masyrakat, Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan BBM bersubsidi. Namun, apakah anda tau perbedaan BBM bersubsidi dan non subsidi?
BBM di Indonesia terdiri dari dua jenis, yakni bahan bakar kendaraan bermesin bensin yang terbagi ke dalam beberapa jenis tergantung pada nilai oktan. Kemudian, bahan bakar bermesin diesel yang juga terbagi ke dalam beberapa jenis tergantung pada nilai setana.
Berikut perbedaan BBM subsidi dan BBM non subsidi:
BBM Subsidi
BBM Subsidi merupakan bahan bakar minyak yang disubsidi pemerintah menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada perusahaan yang ditunjuk sebagai distributor BBM di Indonesia.
Karena disubsidi, harga BBM jenis ini lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan BBM tersebut.
Pemerintah menetapkan harga BBM bersubsidi
Dibatasi dengan kuota dan hanya dapat digunakan oleh konsumen dari kalangan tertentu.
Terdapat dua jenis BBM subsidi di Indonesia, satu adalah bensin dengan oktan 90, dan yang satu lagi adalah diesel dengan setana 48.
BBM Non Subsidi
Sedangkan untuk BBM non subsidi, pemerintah tidak terlibat dalam pengaturan harga sehingga perusahaan penyedia bahan bakar minyak diperbolehkan bersaing sehat dengan mengacu pada UU Minyak dan Gas Bumi No. 22/2001.
Terdapat beberapa produk yang dikeluarkan BBM non-subsidi, di antaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, Pertamax, pelumas Fastron, serta Bright Gas. Produk ini menjadi rekomendasi untuk kendaraan yang dibatasi atau peralihan dari BBM subsidi.
BACA JUGA: Harga BBM Pertamina hingga Shell Awal Mei 2024, Mana Paling Murah?
Hemat untuk kendaraan operasional bisnis
Terdapat berbagai cara untuk hemat bensin demi mencapai efisiensi pengeluaran perusahaan.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar kendaraan operasional, yakni otomatisasi menggunakan teknologi telematik, atau secara dengan cara pencatatan manual.
Tentu metode otomatisasi lebih efisien secara waktu dan biaya. Selain itu, teknologi yang menyertai memungkinkan Anda mendapatkan pemahaman mengenai kendaraan operasional yang digunakan.
Di luar metode penghitungan, terdapat juga beberapa cara yang dapat diterapkan untuk hemat bensin pada kendaraan operasional perusahaan, seperti:
Memantau kecepatan
Kendaraan yang ngebut cenderung lebih boros bensin. Untuk itu, gunakan teknologi pelacak untuk memantau kecepatan kendaraan operasional. Dengan demikian, tidak saja Anda dapat memantau kecepatan untuk hemat bensin, tapi juga mencegah perilaku berkendara yang membahayakan.
Memantau saat kendaraan tidak bergerak
Saat kendaraan tidak bergerak mesin berada dalam kondisi idle, yakni menyala tapi tidak bekerja. Posisi ini secara tidak langsung meningkatkan konsumsi bahan bakar. Anda dapat menggunakan teknologi pelacak menggunakan GPS untuk mengetahui lokasi dan durasi di mana kendaraan idle.
Mencari rute yang efisien
Berputar-putar di jalan untuk mencapai tujuan tidak hanya menghabiskan waktu tapi juga bensin. Untuk itu, penggunakan teknologi pelacakan dengan GPS dapat membantu perusahaan untuk mengarahkan supir untuk berkendara menelusuri rute yang efisien sehingga hemat bensin dan waktu.
Meringankan beban kendaraan
Seperti halnya tubuh manusia, kendaraan yang membawa beban ekstra juga akan bekerja lebih keras. Yang dapat Anda lakukan adalah meringankan bebannya dengan menurunkan atau melepas beban-beban yang tidak penting dari kendaraan. Selain itu, melepaskan beban yang tidak perlu juga dapat membuat kendaraan lebih tahan lama.
Melakukan perawatan rutin
Tidak hanya untuk hemat bensin, tapi perawatan rutin juga memperpanjang usia kendaraan operasional perusahaan.
Memilih bahan bakar yang tepat
Bahan bakar yang baik dapat mengurangi karbon deposit yang ditimbulkan dari hasil pembakaran pada mesin. Mesin pembakaran yang kotor juga menyebabkan kinerja mesin tidak optimal dan pemborosan karena torsi atau kekuatan menarik beban lebih sedikit.
Selain itu, bahan bakar yang baik juga dapat mengurangi biaya perawatan kendaraan dan resiko risiko kerusakan pada mesin.
Perubahan harga BBM tidak lagi dapat dipungkiri. Selain stabilitas ekonomi dunia yang sedang bergejolak, terdapat faktor-faktor lain yang menjadi penyebab berubah-ubahnya harga BBM. Untuk itu, yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memanfaatkan penggunaan BBM sebaik dan seefisien mungkin.
Perkembangan teknologi yang pesat telah memungkinkan perusahaan Anda untuk mengontrol pemakaian BBM pada mobil operasional sekaligus menekan angka fraud.
Pengisian BBM seringkali jadi hal yang sulit dikontrol dan berujung pada kerugian akibat fraud. Padahal, manajemen kontrol BBM yang baik dapat menghemat pengeluaran perusahaan hingga 80%.
Karena itu, Shell hadir memberikan Shell Fleet Solutions sebagai solusi pengelolaan armada melalui Shell Fleet Card.
Selain membantu memantau penggunaan BBM, Shell Fleet Card juga bisa menghemat waktu administrasi melalui berbagai tools yang tersedia.
Sebut saja kemudahan dalam menarik laporan pemakaian harian hingga bulanan dengan mudah, juga keleluasaan mengontrol armada operasional perusahaan.
Fitur lain dari Shell Fleet Card mencakup berbagai macam fleksibilitas mengatur armada mulai dari mencari lokasi pom bensin Shell yang bisa digunakan, hingga pembatasan plat nomor mobil, atau hari dan juga waktu.
Jadi, penggunaan Shell Fleet Card dapat membantu membuat operasional perusahaan semakin praktis. Untuk informasi lebih lanjut tentang Shell Fleet Card, kunjungi laman resmi Shell Indonesia.
(Dist)