JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Partai Gelora menanggapi wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masuk koalisi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, ketika nantinya pemerintahan dimulai.
Menurut Sekretaris Jenderal Gelora, Mahfuz Sidik, jika PKS bergabung hanya akan menjadi pembelahan antara PKS dan massa ideologisnya.
“Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya,” kata Mahfuz kata Mahfuz kepada wartawan, dikutip Senin (29/4/2024).
BACA JUGA: Beredar Susunan Kabinet Resmi Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco: Itu Tidak Benar!
Ia menilai, PKS selama masa kampanye 2024 terlihat melakukan serangan negatif terhadap Prabowo-Gibran, terutama kepada Gibran sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran,” kata Mahfuz.
Mahfuz mengingatkan publik dengan narasi yang menurutnya muncul dari kalangan PKS. Salah satunya, menganalogikan Nabi Musa tidak perlu berutang terhadap Fir’aun, lantaran Anies Baswedan diusung Calon Gubernur Jakarta pada 2017 oleh Gerindra.
Mahfuz menganggap, selama ini PKS kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan memecah masyarakat. Salah satunya, memberikan stempel “pengkhianat” kepada Prabowo karena bergabung dengan pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin.
“Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS,” ungkap Mahfuz.
Menurutnya, selama ini Jokowi maupun Prabowo telah mengingatkan untuk tidak menarasikan membelah politik dan ideologi.
“Narasi-narasi yang beresiko membelah lagi masyarakat secara politis dan ideologis. Padahal itu yang sering diingatkan oleh Presiden Jokowi dan capres Prabowo,” pungkasnya.
(Saepul/Aak)