BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tari Barong, salah satu seni tari tradisional yang berasal dari Bali, memiliki makna yang dalam tentang menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan.
Dalam cerita tari Barong, kebaikan diwakili oleh Barong, sementara kejahatan diwakili oleh Rangda. Berikut adalah beberapa jenis tari Barong yang ada di Bali:
1. Barong Ket atau Keket
Barong Ket merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi, dan naga. Tari ini sering disertai dengan irama musik tradisional gamelan semar pangulingan.
2. Barong Bangkal atau Barong Bangkung
Barong Bangkal memiliki bentuk mirip babi, dengan nama dari bahasa Bali untuk babi jantan dan betina dewasa. Musik pengiring yang biasa adalah alunan gamelan batel atau tetamburan.
3. Barong Macan
Sesuai dengan namanya, Barong Macan memiliki bentuk yang menyerupai macan, dengan irama musik gamelan batel.
4. Barong Asu
Barong Asu memiliki bentuk mirip anjing, dengan irama musik pengiring gamelan batel, tetamburan, atau baleganjur.
5. Barong Gajah
Barong Gajah memiliki bentuk yang menyerupai gajah, merupakan jenis tari Barong yang langka dan memiliki nilai sakral. Musik pengiring yang terpakai adalah gamelan batel atau tetamburan.
6. Barong Landung
Barong Landung identik dengan lubang di bagian perut yang terpakai untuk melihat penari, dengan irama musik gamelan batel.
7. Barong Brutuk
Barong Brutuk menggunakan kostum mirip topeng dengan penampilan yang sederhana, dengan irama musik baleganjur atau babonangan.
8. Barong Nongnongkling
BACA JUGA : Mengenal Seni Pertunjukan Tradisional Barong dan Rangda Bali
Barong Nongnongkling menyerupai wayang dan sering memainkan cerita Ramayana, dengan irama musik gamelan batel.
9. Barong Kedingkling atau Barong Blasblasan
Barong Kedingkling atau Blasblasan menggunakan kostum topeng dengan karakter masing-masing ditarikan oleh seorang penari, dengan irama musik gamelan batel dan babonangan.
Dengan beragam jenis tari Barong yang ada, seni tari tradisional ini tidak hanya memperkaya budaya Bali, tetapi juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan warisan seni Indonesia.
(Hafidah Rismayanti/Aak)