BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang disebut Al-Asyhur Al-Hurum, bersama dengan Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah karena keutamaannya sangat besar di sisi Allah SWT.
Sejak zaman jahiliyah, bulan Dzulhijjah telah dimuliakan oleh masyarakat Arab karena bertepatan dengan berbagai ritual keagamaan. Islam kemudian menyempurnakan dan menyyariatkan amalan-amalan tersebut sesuai dengan ajaran tauhid.
Keistimewaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada waktu itu lebih dicintai Allah selain pada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”
Ketika para sahabat bertanya apakah jihad juga kalah dibandingkan amalan di hari-hari ini, Rasul menjawab bahwa tidak juga jihad, kecuali orang yang berangkat dengan seluruh hartanya dan tidak kembali lagi.
Keutamaan ini berlaku untuk semua umat Islam, bukan hanya bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji. Allah SWT bahkan menyebutkan keutamaan ini dalam Surah Al-Fajr.
Berikut adalah enam amalan utama yang dianjurkan selama bulan Dzulhijjah:
1. Berpuasa, Terutama Puasa Arafah
Puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan, terutama pada tanggal 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
Hadis lain dari Hafshah RA menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan puasa sepuluh hari Dzulhijjah, puasa Asyura, puasa tiga hari tiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh (HR Ahmad).
Terdapat pula riwayat dari seorang sahabat Nabi yang ingin berpuasa sepanjang tahun. Nabi menganjurkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan bulan-bulan mulia, termasuk Dzulhijjah, namun tetap menekankan keseimbangan agar tidak menyiksa diri sendiri.
2. Mengumandangkan Takbir
Takbir termasuk ibadah penting di bulan Dzulhijjah. Disunnahkan untuk mengumandangkan takbir secara lantang bagi laki-laki dan pelan bagi perempuan, baik di rumah, masjid, jalan, hingga pasar.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah biasa bertakbir di pasar untuk mengajak orang lain turut berdzikir. Takbir ini dimulai sejak awal Dzulhijjah dan berlangsung hingga akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).
3. Memperbanyak Dzikir
Selain takbir, dzikir yang dianjurkan meliputi tahmid, tasbih, dan bacaan lainnya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 28:
“Dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka.”
Membaca basmalah saat menyembelih hewan kurban juga termasuk dzikir yang utama. Hakikat dzikir adalah mengingat Allah dalam segala aktivitas dan menjadikan-Nya pusat dari kehidupan sehari-hari.
4. Menunaikan Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha adalah amalan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Dalam Surah Al-Kautsar disebutkan:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”
Shalat Id ini disyariatkan bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan, dewasa maupun anak-anak, untuk dilakukan secara berjamaah. Keistimewaan shalat ini semakin besar karena bertepatan dengan hari penyempurnaan agama Islam, sebagaimana disebut dalam Surah Al-Maidah ayat 3.
5. Menyembelih Hewan Kurban
Salah satu ibadah utama di bulan Dzulhijjah adalah menyembelih hewan kurban. Rasulullah SAW selama sepuluh tahun tinggal di Madinah senantiasa berkurban setiap tahunnya.
Hukum kurban adalah sunnah muakkadah bagi umat Muslim yang mampu. Dalam Surah Al-Hajj ayat 37 Allah menegaskan:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Kurban juga bersifat sunnah kifayah dalam konteks keluarga. Artinya, jika kepala keluarga telah berkurban, maka pahala itu bisa mewakili seluruh anggota keluarganya, meskipun setiap anggota yang mampu tetap dianjurkan untuk ikut berkurban secara mandiri.
6. Dzikir dan Doa di Hari-Hari Tasyriq
Hari Tasyriq (11–13 Dzulhijjah) juga termasuk hari-hari istimewa. Rasulullah SAW bersabda:
“Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR Muslim)
Meskipun berpuasa dilarang pada hari-hari ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal lainnya seperti bersedekah, menjalin silaturahmi, membaca dzikir harian, dan memperbanyak doa.
Baca Juga:
Bulan Dzulhijjah adalah momentum spiritual yang sangat berharga dalam kalender Islam. Dengan menghidupkan amalan-amalan sunnah seperti puasa, dzikir, takbir, shalat Id, dan kurban, umat Islam tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga mempererat solidaritas sosial.
Jadikan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai kesempatan untuk meraih pahala, menghapus dosa, dan meningkatkan keimanan. Sebab, amalan sekecil apa pun di hari-hari ini bernilai besar di sisi Allah.
(Virdiya/Budis)