6 Ciri Khas Kampung Naga Warisan Leluhur

Penulis: hafidah

Ciri Kampung Naga
(flickr)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kampung Naga, sebuah perkampungan yang memiliki ciri khas tersendiri yang sudah secara turun-menurun. Wilayah kampung ini terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kampung Naga terkenal dengan masyarakatnya yang masih memegang erat adat istiadat leluhur. Mereka hidup sederhana, jauh dari hiruk pikuk modernitas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

Berikut adalah enam ciri khas Kampung Naga yang menjadi bukti kuatnya warisan budaya mereka:

1. Rumah Tradisional dari Bahan Alami

Rumah-rumah di Kampung Naga dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti nipah, ijuk, dan daun alang-alang kering untuk atap. Lantainya terbuat dari susunan bambu atau papan kayu. Rumah-rumah ini menghadap ke utara atau selatan, memanjang ke arah barat atau timur.

2. Masjid di Tengah Kampung

Di tengah-tengah wilayah ini berdiri sebuah masjid yang juga terbuat dari bahan-bahan alami. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan terletak berhadapan dengan pintu gerbang utama kampung.

3. Bale Patemon: Pusat Kesenian

Kampung Naga memiliki tempat pertemuan yang disebut Bale Patemon. Di dalamnya terdapat berbagai alat musik tradisional seperti Terbang Gembrung, Terbang Sejak, dan Angklung. Bale Patemon menjadi tempat berkumpulnya warga untuk berbagai kegiatan sosial dan budaya.

4. Rumah Pusaka: Bumi Ageng

Kampung Naga memiliki rumah pusaka yang disebut Bumi Ageng. Rumah ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi dan tidak tahu untuk difoto atau diabadikan.

5. Bertani dan Berternak: Mata Pencaharian Utama

Masyarakat Kampung ini menggantungkan hidupnya pada pertanian dan peternakan. Mereka menggunakan sistem kalender pertanian yang disebut Janli (Jan-Li) atau Januari-Juli untuk menentukan waktu menanam padi.

BACA JUGA : Ngador Honorer Kesehatan KBB, Raih Anugerah Tenaga Kesehatan Teladan Kemenkes

6. Penerangan Minyak: Menghormati Tradisi

Masyarakat Kampung Naga tidak menggunakan listrik untuk penerangan. Mereka masih menggunakan lampu minyak sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan kearifan lokal.

Kampung Naga menjadi bukti bahwa tradisi dan kearifan lokal masih dapat bertahan di tengah arus modernisasi.

Masyarakat di sana hidup harmonis, bersosialisasi tanpa harus bergantung pada teknologi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

 

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250626_235541_WhatsApp
Resmi Digelar, Festival Permainan Rakyat Jawa Barat Berlangsung Meriah
Fetty Anggrainidini
Fetty Anggrainidini: Tata Kelola Anggaran Daerah Harus Transparan dan Berpihak pada Kepentingan Publik
Pajak Toko Online
Pemerintah Susun Aturan Baru, Toko Online di Shopee hingga Tokopedia akan Kena Pajak
Ketua RT melakukan pencabulan
Ngeri! Ketua RT di Tasikmalaya Cabuli Anak di Bawah Umur
mitsubishi xpander ultimate 2025
Mitsubishi Xpander Ultimate 2025 Meluncur, Adopsi Fitur Keselamatan Baru!
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

4

Inggris Borong 12 Jet F‑35A Pembawa Nuklir, Siaga Perang?

5

Tergerus Air, Plat Injak Jembatan Pemkot Cimahi Ambles
Headline
Manchester City
Link Live Streaming Juventus vs Manchester City Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Real Madrid
Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.