BANDUNG,TM.ID: Seni teater di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat berkat kontribusi dari sejumlah tokoh penting.
Mereka tidak hanya mengenalkan seni teater, tetapi juga mengembangkannya sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kesenian di tanah air.
Berikut ini adalah 5 tokoh seni teater Indonesia yang memiliki peran besar dalam kemunculan dan perkembangan seni teater di Indonesia:
1. Rustam Effendi
Merupakan penulis naskah teater berbahasa Indonesia pertama yang berhasil mengenalkan naskah lakon bahasa Indonesia pada tahun 1926.
2. Arifin C. Noer
Pendiri Teater Ketjil, sebuah teater yang berfokus pada pengembangan seni teater anak-anak. Arifin C. Noer telah memberikan kontribusi besar dalam mengenalkan seni teater pada generasi muda.
3. Teguh Karya
Pendiri Teater Populer, sebuah teater yang memiliki ciri khas dalam menyajikan cerita-cerita yang relevan dengan masyarakat Indonesia.
Teguh Karya juga merupakan maestro perfilman Indonesia yang turut memimpin berdirinya Teater Populer pada tahun 1968.
4. Nano Riantiarno
Pendiri Teater Koma, sebuah teater yang mengkombinasikan unsur komedi dengan cerita-cerita yang mengangkat isu-isu sosial. Nano Riantiarno telah menciptakan banyak karya teater yang sukses dan menjadi ikon seni teater di Indonesia.
5. Putu Wijaya
Pendiri Teater Mandiri, sebuah teater yang dikenal dengan pementasan-pementasan yang kontroversial dan inovatif. Putu Wijaya telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan seni teater di Indonesia.
Mereka semua adalah tokoh-tokoh besar yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan teater di Indonesia.
Dengan eksistensi mereka, teater di Indonesia semakin terkenal dan diapresiasi oleh masyarakat.
BACA JUGA : Sejumlah Organisasi Seni Indonesia Tampil di Panggung Utama Hong Kong Flower Show 2024
Perkembangan Teater Hingga ke Indonesia
Teater muncul pada abad ke-6 SM di Yunani Kuno dengan nama theatron, yang berarti drama. Pada awalnya, teater untuk upacara keagamaan dan dipentaskan di gedung bernama Theatron yang terbuka tanpa atap dan bertingkat.
Kemudian, teater berkembang pesat di Italia dengan adanya peningkatan panggung, dekorasi, dan ornamen pada layar, yang kemudian melahirkan teater modern. Namun, di Italia, hanya kaum bangsawan yang bisa menonton teater.
Di Indonesia, teater telah ada sejak lama dalam bentuk teater nusantara atau tradisional, seperti teater Jawa.
Pada abad ke-20, teater di Indonesia mengalami perkembangan menjadi teater modern. Teater modern ini muncul melalui pencampuran antara teater tradisional dan teater barat.
Pertunjukan teater modern memiliki perbedaan yang signifikan dengan teater tradisional, seperti dalam cerita yang tersajikan, penataan panggung, pencahayaan, dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Perkembangan teater modern juga memunculkan berbagai komunitas teater, seperti Teater Populer, Teater Kecil, Teater Koma, Bengkel Teater, Studiklub Teater Bandung, Teater Payung Hitam, dan Teater Gandrik.
(Hafidah Rismayanti/Aak)