BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sastrawan Indonesia, Joko Pinurbo, meninggal dunia pada usia 61 tahun, Sabtu (27/4/2024). Kabar duka itu berhembus dari penulis Eka Kurniawan melalui media sosial pribadinya. Kabarnya, ia telah dirawat intensif karena sakit.
Pria yang akrab disapa dengan Jokpin ini, telah mewarnai dunia sastra Indonesia dengan karya-karya luar biasa. Salah satu karya terkenalnya adalah buku berjudul “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi: Sehimpun Puisi Pilihan”, yang diterbitkan pada tahun 2016 di Yogyakarta.
BACA JUGA: Palestina Saudaraku Puisi yang Dibacakan Menlu Retno Marsudi
Puisi Joko Pinurbo Sarat Arti Mendalam
Mari kita tengok lebih dekat lima puisi terbaik yang telah meninggalkan jejak indah dalam dunia sastra serta tersirat arti mendalam, yang ditulis saat hayatnya:
1. Celana
Dalam puisi ini, Jokpin menggambarkan perjalanan seseorang mencari celana yang sempurna untuk pesta. Namun, yang ia temukan hanyalah kekosongan yang mengingatkannya pada kuburan. Puisi ini tidak hanya mengajak kita merenung tentang pencarian fisik, tetapi juga pencarian akan makna yang lebih dalam dalam kehidupan.
2. Minggu Pagi di Sebuah Puisi
Dalam puisi ini, Jokpin membawa kita ke dalam suasana Paskah yang gelap dan hujan, menciptakan gambaran yang menggugah tentang pencarian spiritual dan makna hidup. Melalui bahasa yang indah, ia menggambarkan pertemuan antara kehilangan dan harapan, antara kegelapan dan terang.
3. Kamus Kecil
Dalam puisi ini, Jokpin memainkan permainan kata yang cerdik untuk menyampaikan pelajaran hidup yang dalam. Ia mengajarkan kita tentang kekuatan bahasa untuk merangkai makna, serta tentang kehidupan dan cinta melalui metafora bahasa.
4. Doa Orang Sibuk yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya
Dalam puisi ini, Jokpin merangkai kata-kata yang menggambarkan hubungan manusia dengan teknologi dan spiritualitas. Ia mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang sejati di tengah kebisingan dan kesibukan dunia modern.
5. Puasa – untuk Hasan Aspahani
Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang proses spiritual dan pemurnian diri melalui kata-kata yang sederhana namun mendalam. Jokpin mengajak kita untuk merenungkan makna puasa dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan perjalanan melalui lima puisi ini, kita mengingat kembali warisan indah yang ditinggalkan oleh Joko Pinurbo. Meskipun raganya telah tiada, karya-karya dan pengaruhnya akan tetap hidup dalam dunia sastra Indonesia.
(Saepul/Usk)