BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pembunuh berantai mungkin terdengar hanya ada dalam cerita film. Namun, bagaimana jika cerita pembunuh berantai itu memang ada di dunia nyata? Sejumlah pembunuh atau psikopat tersebut biasanya berangkat dari sifat narsistik
Empat nama John Wayne Gacy, Ted Bundy, Jeffrey Dahmer, dan Charles Manson, menjadi simbol dari sisi tergelap manusia. Mereka adalah pembunuh berantai yang tidak hanya meninggalkan jejak darah, tetapi juga menorehkan trauma mendalam di hati banyak orang. Kisah mereka seperti dongeng buruk yang terus dikenang, bukan karena ingin, tetapi karena sulit dilupakan.
John Wayne Gacy (Si Badut Pembunuh)
Bayangkan seorang pria dengan wajah ceria, mengenakan kostum badut, menghadiri pesta anak-anak, dan menghibur tetangganya. Tapi di balik topeng senyum itu, John Wayne Gacy menyembunyikan rahasia mengerikan. Gacy, yang dikenal juga sebagai “Pogo si Badut,” ternyata adalah monster yang merenggut nyawa setidaknya 33 anak laki-laki dan remaja pada tahun 1972 hingga 1978.
Sebagian besar korbannya dianiaya sebelum akhirnya dibunuh. Setelah itu, mayat-mayat mereka dihilangkan dengan cara yang begitu mengejutkan. Sebanyak 26 jasad dikuburkan di bawah basement rumahnya yang sempit, sementara lainnya dibuang ke Sungai Des Plaines.
Ironisnya, di mata banyak orang, Gacy adalah tetangga yang ramah dan tak menimbulkan kecurigaan. Tapi ternyata, senyum badutnya adalah kedok untuk kejahatan yang tak termaafkan.
Ted Bundy (Pembunuh yang Tampan dan Karismatik)
Jika Gacy menyembunyikan kejahatannya di balik kostum badut, maka Ted Bundy menggunakan pesona dan wajah tampannya. Bundy adalah definisi nyata dari bahaya yang bersembunyi di tempat terbuka. Karismanya membuat banyak wanita percaya kepadanya, hanya untuk menjadi korban kekejamannya.
Ia biasanya mendekati wanita di tempat umum dengan berpura-pura membutuhkan bantuan, seperti memegang buku dengan lengan seolah-olah patah. Namun, saat korban mendekat, Bundy akan menyerang, melumpuhkan, dan membawa mereka ke lokasi terpencil. Di sanalah ia memerkosa, membunuh, bahkan sering kali memperlakukan jasad korbannya seperti benda mati yang bisa “digunakan kembali.”
Ted Bundy mengaku telah membunuh 30 wanita di tujuh negara bagian antara 1974 hingga 1978, meskipun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih banyak. Yang paling menyeramkan adalah kebiasaan Bundy menyimpan kepala korban sebagai “kenang-kenangan.” Pada akhirnya, pesona dan manipulasi Bundy tidak mampu menyelamatkannya. Pada 1989, ia dieksekusi di kursi listrik.
Jeffrey Dahmer (Kanibal Milwaukee)
Jeffrey Dahmer membawa kejahatan ke tingkat yang benar-benar mengerikan. Antara tahun 1978 hingga 1991, Dahmer membunuh 17 pria dan anak-anak. Namun, pembunuhan saja tidak cukup baginya. Dahmer terkenal sebagai Kanibal Milwaukee karena tindakannya yang mencakup nekrofilia, mutilasi, dan bahkan kanibalisme.
Di apartemennya yang sederhana, polisi menemukan bukti mengerikan: tengkorak, bagian tubuh yang disimpan di kulkas, dan bahkan alat-alat untuk membedah. Dahmer tak hanya membunuh, tetapi juga “mengabadikan” korban-korbannya dengan cara yang sulit dimengerti.
Meskipun didiagnosis dengan berbagai gangguan mental, Dahmer dianggap cukup waras untuk bertanggung jawab atas kejahatannya. Ia mendapat hukuman penjara seumur hidup, tetapi akhirnya menemui ajalnya di tangan sesama narapidana pada 1994.
Charles Manson (Pemimpin Keluarga Kematian)
Jika tiga nama sebelumnya bertindak sendiri, Charles Manson berbeda. Ia adalah dalang yang menggunakan kekuatan manipulasi untuk menjadikan orang lain alat kejahatan. Dengan kelompoknya yang dikenal sebagai “The Family,” Manson menciptakan mimpi buruk di akhir 1960-an.
Pembunuhan paling terkenal yang dilakukan atas perintahnya adalah pembunuhan Sharon Tate, seorang aktris yang sedang mengandung delapan setengah bulan. Di balik pembunuhan itu, Manson menyebut dirinya sebagai pembawa “Helter Skelter,” istilah yang ia ambil dari lagu The Beatles. Manson percaya bahwa pembunuhan itu akan memicu perang besar-besaran antar ras.
Meskipun ia tidak secara langsung membunuh korban-korbannya, Manson dihukum seumur hidup karena perannya dalam memprovokasi pembunuhan. Sosoknya menjadi simbol kegilaan dan kekerasan, bahkan setelah kematiannya pada 2017 di usia 83 tahun.
BACA JUGA: Margriet, Pembunuh Angeline Meninggal Dunia Karena Gagal Ginjal
Keempat nama pembunuh berantai di atas menjadi bukti nyata kekejaman bisa muncul dalam berbagai bentuk dan tidak hanya ada dalam sebuah cerita film ataupun dongen. Di balik senyum, pesona, atau bahkan gagasan karismatik, bisa saja orang tersebut sedang menyembunikan kegelapan yang tak terbayangkan.
(Virdiya/Usk)