KEPRI,TM.ID: Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Tanjungpinan,g merilis peringatan kemungkinan gelombang tinggi hingga enam meter di Perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (18/12/2022).
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Robbi A Anugraha mengatakan, gelombang laut di Natuna dipengaruhi angin utara yang memasuki wilayah Indonesia.
Pada dasarnya, tinggi gelombang laut akibat dari hembusan atau pergerakan angin di permukaan.
“Penyebab tinggi gelombang laut di Natuna karena merupakan pulau terluar di wilayah Kepri yang berada di Laut China Selatan (utara Indonesia), sehingga secara langsung terkena dampak dari hembusan angin utara,” kata dia.
Dia menyebut, peringatan dini juga ditujukan kepada pengguna transportasi laut di Perairan Kepulauan Anambas dan Kabupaten Bintan. Perairan Anambas juga berbatasan dengan Laut China Selatan.
BACA JUGA: Komnas HAM: Selama Pandemi Ribuan Pekerja Migran Indonesia Jadi Korban Perdagangan Orang
Tinggi gelombang laut di Anambas mencapai empat meter dan Bintan 2,5 meter.
Kondisi itu, kata dia, cukup membahayakan keselamatan pengguna transportasi laut, terutama kapal yang berukuran kecil dan sedang.
Ia pun mengimbau masyarakat, terutama nelayan tradisional dan para pengguna jasa lalu lintas transportasi laut agar selalu waspada serta hati-hati, jangan memaksakan beraktivitas di laut jika gelombang laut sedang tinggi.
“Jika tidak memungkinkan melaut, jangan memaksakan diri. Selalu memantau serta memperhatikan kondisi tinggi gelombang saat ini,” katanya, melansir Antara.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri, Junaidi mengatakan, seluruh kapal komersial tidak diizinkan untuk berlayar jika kondisi cuaca tidak memungkinkan.
“Kami selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk memastikan apakah gelombang laut memungkinkan kapal untuk berlayar atau tidak,” ujarnya.
(Agung)