JAKARTA,TM.ID: Sebanyak 234 orang mengungsi akibat kebakaran hebat di permukiman penduduk dekat Stasiun Duri, Gang Trikora, RT 08/RW 05, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (8/7/2023).
kebakaran juga mengakibatkan 2 orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
“Total KK 76 KK, total Jiwa 234 Jiwa. Pengungsi saat ini berada di SDN 05 Pagi 06 Petang (Komplek Sekolah), 2 Tenda BPBD dan 1 Tenda Sudinsos Jakarta Barat,” kata Kepala BPBD DKI, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Minggu (9/7/2023).
“Satu korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, 2 orang mengalami luka-luka,” katanya.
Isnawa menyebut, 2 orang yang dinyatakan luka-luka bernama Adit (24) dan Abi Sudrajat (50). Adit yang merupakan PPSU Pasar Baru mengalami luka ringan kaki luka bakar menginjak bara api. Dia sudah ditangani oleh pihak PMI.
BACA JUGA: Luapan Banjir Lahar Dingin Semeru, Ratusan Warga Lumajang Mengungsi
“Abi Sudrajat 50 tahun (ketua RT 02) mengalami luka sobek di tangan terkena pecahan beling dan sudah diarahkan ke puskesmas kecamatan Tambora untuk dijahit,” tuturnya, melansir Beritasatu.
Sementara untuk korban meninggal, ia menambahkan korban bernama Afriyanto usia 30 tahun.
“Korban meninggal dunia dalam perjalanan Ke Puskesmas Kecamatan Tambora dikarenakan sesak napas,” imbuhnya.
Terkait penyebab kebakaran, diduga akibat adanya konsleting listrik RT 08/ RW05 sedangkan untuk kerugian secara material, ia mengaku saat ini masih dalam pendataan oleh BPBD DKI.
Diketahui, Kebakaran terjadi sejak pukul 18.00 WIB. Sebanyak satu RW, terutama tiga RT yang berada di RW 5 Kelurahan Duri Utara terdampak kebakaran di Tambora tersebut.
“Kami mendapat informasi awal pukul 18.00 WIB, sekarang sudah dua jam lebih proses pemadaman berlangsung belum berhasil dipadamkan karena beberapa kendala,” kata Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama.
Sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan di lokasi kebakaran yang tak jauh dari Stasiun Duri tersebut. Kepolisian sendiri masih menyelidiki penyebab kebakaran dan akan mendata jumlah kerugian.
Putra menambahkan, angin kencang dan pemukiman padat penduduk disinyalir menjadi penyebab api cepat menyebar. Akses jalan yang sempit menjadi kendala proses pemadaman.
BACA JUGA: Kesurupan Massal di Pabrik Majalengka, Hantunya ingin “Kepala”
(Dist)