Penyakit Sifilis Hantui RI, Kemenkes: Gak ‘Nakal’ Bisa Kena

Penulis: Anisa

penyakit sifilis
(iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa sebanyak 23.347 orang Indonesia kena raja singa atau sifilis. Menariknya, tidak semua penderita itu pasti doyan ‘jajan’.

Data Kemenkes tahun 2024 menunjukkan bahwa seseorang yang terinfeksi penyakit sifilis atau raja singa tidak melulu memiliki perilaku berisiko. Maksudnya apa?

Penyakit sifilis atau raja singa bisa muncul pada mereka yang suka berhubungan seks tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi.

“Sifilis bukan cuma soal gaya hidup, tapi faktornya bisa beragam, dan siapa saja bisa terinfeksi,” ungkap laporan Kemenkes, dikutip Minggu (15/6/2025).

“Kalau tidak ditangani sejak awal, penyakit ini bisa menyebar dan berdampak pada organ tubuh lainnya,” tambah laporan Kemenkes.

Faktor lain penyebab sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia, gonore, atau juga herpes genital. Selain itu, orang dengan HIV/AIDS juga memiliki risiko lebih tinggi terkena sifilis.

Disarankan untuk tidak mengabaikan penyakit sifilis, karena bisa menyebabkan komplikasi serius.

Komplikasi Serius Penyakit Sifilis

Seperti dijelaskan di awal, sifilis jika dibiarkan dapat menyebabkan masalah kesehatan lanjutan. Gangguan seperti rusaknya otak, masalah di jantung, buta mata, penularan ke bayi, pintu masuk ke HIV bisa menjadi risiko lain dari sifilis.

Karena itu, sebaiknya melakukan pemeriksaan diri, terlebih jika memiliki faktor risiko atau memiliki gejala ke arah sifilis. Gejala sifilis antara lain, muncul luka di area alat kelamin, dubur, atau mulut yang tidak disertai nyeri; pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca Juga:

Kenali Penyebab dan Pencegahan Kencing Nanah!

Apa Itu Sifilis? Cek Penyebab dan Tahapan Penyakit Mengerikan Ini

Gejala lain seperti ruam, nyeri otot, demam, dan rambut rontok juga mungkin muncul. Pada tahap lanjut, sifilis bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan penglihatan, kebutaan, maupun kerusakan sistem saraf.

“Jangan ragu untuk periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini bisa mencegah komplikasi yang lebih serius,” saran Kemenkes.

(Anisa Kholifatul Jannah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tanah Bergerak Tol Cipularang
Tanah Bergerak di Purwakarta Ancam Ruas Jalan Tol Cipularang
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Ungkap Hubungan Manusia dengan Alam
Apple-900x506
Liquid Glass di iOS 26, Apple Sengaja Menghidupkan Kembali Windows Vista?
kamaru-usman-ufc261-042421-getty-ftrjpg_1h5fad5odsyyr1pzi8yityp3o4-0x0-c-default
Kamaru Usman Menang Mutlak atas Joaquin Buckley di ajang UFC Fight Night
Saxophone rudal Iran Israel
Pria Main Saxophone di Lebanon, saat Rudal Iran-Israel Menghujan!
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

3

Viral HMPV: Ketahui Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencegahannya

4

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

5

KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung: Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan Rumah
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.