BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, 148 anak Palestina tewas dalam invasi Israel di Tepi Barat.
Anak-anak Palestina yang terbunuh tersebut disebutkan adalah anak-anak yang bersenjatakan batu atau petasan dan jelas tidak mengancam nyawa.
Kantor HAM PBB mencatat setidaknya 490 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel dan 10 orang dibunuh oleh pemukim.
Mereka tidak dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab atas enam kematian lainnya karena pemukim dan pasukan Israel melakukan penembakan pada saat yang bersamaan.
Tingginya jumlah korban meninggal karena ditembak di bagian atas tubuh, serta tidak diberikannya bantuan medis kepada korban luka, menunjukkan adanya niat untuk membunuh.
“Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak lama di Tepi Barat yang diduduki. Impunitas seperti itu telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya semakin banyak pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh ISF,” ujar Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, melansir Reuters, Kamis (6/6/2024).
Hamas menguasai Gaza dan menentang hidup berdampingan dengan Israel. Otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat.
Kekerasan yang dilakukan pemukim merupakan sumber kekhawatiran yang semakin besar di kalangan sekutu Barat Israel. Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), telah menjatuhkan sanksi terhadap pemukim yang melakukan kekerasan dan mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan.
BACA JUGA: Masyarakat Palestina Rela Minum Air Limbah demi Bertahan Hidup
Sebelumnya, Kantor HAM PBB pada Selasa (4/6/2024) menyerukan diakhirinya kekerasan antara pasukan keamanan Israel dan pemukim Yahudi yang telah membunuh lebih dari 500 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Gaza.
Pernyataan tersebut mengatakan, bahwa Israel telah menggunakan kekuatan yang tidak perlu dan tidak proporsional di Tepi Barat yang diduduki Israel.
PBB juga mengutuk apa yang disebutnya sebagai penolakan sistematis terhadap bantuan medis.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan PBB tersebut.
Misi diplomatik Israel di Jenewa mengatakan tindakan mereka di Tepi Barat merupakan respons terhadap peningkatan serangan yang drastis.
(Dist)