BANDUNG,TM.ID: Tim Teropongmedia.id berkesempatan untuk mengikuti uji coba tahap dua Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Kamis (28/9/2023). KCJB merupakan proyek yang sudah dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia.
Bagaimana pengalaman kami saat mengikuti uji coba KCJB ini? Mari kita kupas secara detail.
Sebelum memasuki stasiun, peserta uji coba diwajibkan untuk mendaftar satu jam sebelum keberangkatan. Petugas dengan ramah meminta peserta untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk proses registrasi. Setelah pendaftaran, peserta diarahkan menuju area tunggu yang luas, yang menjadi pintu awal menuju rangkaian kereta cepat.
Salah satu hal menarik adalah banyaknya penumpang yang ikut dalam uji coba KCJB. Tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga personel Polisi, TNI, hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) turut serta. Hal ini menunjukkan bahwa KCJB siap menjadi sarana transportasi bagi semua lapisan masyarakat.
Ketika masuk ke dalam kereta, pengunjung akan langsung merasakan perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan kereta api konvensional pada umumnya di Indonesia. KCJB memiliki tampilan eksterior dan interior yang begitu eksklusif.
Penumpang uji coba mendapatkan jatah gerbong kelas kedua dengan tata letak tempat duduk 2 dan 3 kursi. Meskipun demikian, kualitas tempat duduk ini sungguh luar biasa. Mereka dilapis dengan bahan suede yang nyaman dan memiliki desain motif batik Mega Mendung yang memikat.
Dominasi warna biru dan abu-abu pada tempat duduk memberikan kesan yang elegan. Eksterior kereta juga mengagumkan dengan corak segitiga yang terinspirasi dari sisik Komodo, terlihat jelas di hidung dan pintu-pintu kereta.
KCJB tidak hanya menawarkan kenyamanan tempat duduk yang luar biasa, tetapi juga fasilitas yang memanjakan penumpang. Terdapat stop kontak, televisi, meja lipat, dan toilet berkebutuhan khusus yang dirancang dengan baik.
BACA JUGA: Perkenalkan Nama Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh, Ini Artinya
Saat perjalanan, penumpang dapat melihat running text yang memberikan informasi terkait suhu ruangan, kecepatan, dan titik lokasi kereta. Di bagian tengah rangkaian kereta, terdapat minibar yang tersedia bagi penumpang yang ingin membeli makanan ringan atau minuman selama perjalanan. Semua fasilitas ini membuktikan bahwa KCJB benar-benar memprioritaskan kenyamanan penumpang.
Berdasarkan pantauan kami, KCJB berangkat pukul 09.00 WIB dari Stasiun KCIC Tegalluar. Kecepatan kereta secara perlahan meningkat, mencapai puncaknya di 350 km per jam setelah 15 menit berjalan. Dengan kecepatan ini, KCJB mampu mencapai Stasiun Padalarang hanya dalam waktu 15 menit.
Kejutan lainnya adalah minimnya getaran dan suara bising, bahkan saat kereta menambah kecepatan. Ini adalah prestasi yang patut diacungi jempol. Meskipun begitu, kereta tetap memberikan sedikit getaran saat melaju di tikungan atau terowongan, namun ini masih dalam batas yang wajar.
Perjalanan berlangsung dengan sangat nyaman hingga tiba di Stasiun Halim, Jakarta pada pukul 09.45 WIB. Ketika kereta berhenti di Stasiun Halim, penumpang diperbolehkan untuk turun dan swafoto di dekat kereta selama 10-15 menit.
KCJB kembali ke Stasiun Tegalluar pada pukul 10.30 WIB dan sampai pada pukul 11.15 WIB. Sesampainya di Stasiun Tegalluar, pengunjung terlihat bahagia karena hanya memakan waktu kurang dari dua jam bolak-balik Bandung-Jakarta.
(Budis)