BANDUNG,TM.ID: Stunting merupakan proses gagal tumbuh pada anak, ditandai dengan tinggi badan anak yang di bawah rata-rata atau standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Stunting memerlukan perhatian yang serius, karena akan berdampak pada jangka panjang anak.
Proses gagal tumbuh sendiri mulai dari masa janin sampai usia 2 tahun. Lebih dari usia tersebut memperbaiki gangguan tumbuh kembang anak akan lebih sulit. Stunting bukan hanya mempengaruhi penampilan fisik, melainkan banyak hal buruk yang akan terjadi pada jangka panjang anak.
1. Gangguan Kognitif
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko kemampuan kognitif yang rendah. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi stunting sering dikaitkan dengan kecerdasan yang lebih rendah pada usia sekolah.
Dampak stunting tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan intelektual anak.
2. Kesulitan Belajar
Stunting dapat mempengaruhi tingkat fokus dan konsentrasi anak, mengakibatkan kesulitan belajar.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang berperawakan pendek cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang lebih rendah, memengaruhi prestasi akademis mereka.
3. Rentan Terhadap Penyakit Tidak Menular
Dampak stunting pada kesehatan anak membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa, termasuk obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi.
Hubungan antara stunting dan penyakit tidak menular masih menjadi fokus penelitian.
4. Kekebalan Tubuh Rendah
Stunting terkait dengan rendahnya kekebalan tubuh, yang dapat disebabkan oleh malnutrisi.
Asupan nutrisi yang buruk dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi berulang.
5. Performa Rendah di Dewasa
Dampak stunting juga dapat terlihat pada produktivitas dan performa kerja saat anak menjadi dewasa.
Orang dewasa dengan tubuh pendek cenderung memiliki performa dan produktivitas kerja yang lebih rendah, berdampak pada penghasilan ekonomi yang lebih rendah.
Dengan begitu banyak dampak yang mungkin dialami anak, stunting memerlukan perhatian serius dari orang tua. Faktor genetik bukanlah satu-satunya penyebab tubuh pendek, faktor lingkungan seperti status gizi dan penyakit anak juga memainkan peran penting.
Orang tua perlu memastikan bahwa anak memiliki status gizi yang memadai sejak dini, dengan memonitor asupan nutrisi ibu hamil dan memberikan perhatian khusus pada gizi anak hingga usia 2 tahun.
BACA JUGA: Tahukah Bunda, Alpukat Ternyata Bisa Dijadikan Menu MPASI Buat Bayi?
Melalui pemahaman mengenai dampak jangka panjang stunting pada anak, setiap orang tua dapat berperan aktif menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Dampak stunting pada anak dapat diminimalkan dengan tindakan pencegahan yang tepat. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dan pemberian pendamping ASI (MPASI) dapat menjadi solusi pertama pencegahan stunting.
(Vini/Usk)