Vlad’s App dan Ambisi Rusia Membangun Kedaulatan Digital Nasional

Penulis: Budi

Ilustrasi
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah ketegangan geopolitik yang terus memanas, Rusia melangkah semakin jauh dalam upaya membangun kedaulatan digitalnya.

Salah satu langkah terbarunya adalah pengembangan aplikasi pesan instan buatan dalam negeri bernama “Vlad’s App”, yang disiapkan untuk menggantikan dua platform komunikasi asing paling dominan, WhatsApp dan Telegram.

Langkah ini bukan sekadar pergantian aplikasi, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Rusia untuk membatasi ketergantungan pada teknologi luar negeri serta memperkuat kontrol internal terhadap arus informasi di wilayahnya.

Vlad’s App dirancang bukan hanya sebagai alat komunikasi, tapi juga sebagai platform digital terintegrasi yang akan menjadi fondasi layanan publik daring di Rusia.

Dengan kemampuan untuk mengakses dokumen resmi, menggunakan tanda tangan digital, hingga melakukan transaksi pembayaran, aplikasi ini diposisikan sebagai jantung digital masyarakat Rusia.

Rusia kini ingin memastikan bahwa setiap pesan, transaksi, dan aktivitas digital warga negaranya berada di bawah payung kendali nasional.

Munculnya Vlad’s App tak lepas dari kekhawatiran lama pemerintah Rusia tentang pengaruh asing di dunia digital.

WhatsApp dan Telegram, yang banyak digunakan oleh masyarakat Rusia, dianggap terlalu rawan terhadap pengawasan intelijen asing dan penyebaran informasi yang tidak bisa dikendalikan oleh otoritas lokal.

Dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, termasuk dalam ranah siber, langkah ini terlihat sebagai respons strategis untuk membatasi celah digital yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.

Baca Juga:

Buntut Ditangkapnya Ceo Telegram, Unduhan Telegram Meningkat Tajam

Meski pemerintah menjanjikan bahwa Vlad’s App tidak akan menyalahgunakan data pribadi dan pengguna tetap memiliki kontrol terhadap informasi mereka, banyak warga Rusia memandang proyek ini dengan kecurigaan.

Kekhawatiran tentang pengawasan massal, pelacakan aktivitas digital, dan pembatasan kebebasan berekspresi masih menjadi bayang-bayang yang sulit dihilangkan, terutama setelah pengalaman sensor ketat di masa lalu.

Untuk memastikan keberhasilan Vlad’s App, pemerintah berencana secara bertahap memblokir akses ke WhatsApp dan Telegram. Strategi ini menuai pro dan kontra.

Di satu sisi, hal ini akan mempercepat adopsi Vlad’s App secara nasional. Di sisi lain, langkah ini dianggap sebagai pembatasan akses digital yang tidak demokratis.

Dengan Vlad’s App, Rusia tidak hanya sedang membangun sebuah aplikasi, tetapi juga sedang membentuk ulang lanskap digital nasional sesuai dengan visi mereka tentang keamanan, efisiensi, dan kedaulatan.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Nok Nang Dermayu 2025 - Dok Pemkab Indramayu
Nok Nang Dermayu Siap Bersaing di Moka Jabar 2025
Pendanaan Konservasi Laut
Pemerintah Luncurkan Inovasi Pendanaan Kawasan Konservasi Laut Pertama di Dunia
BYD M6
Kiprah Manis BYD M6 Selama 1 Tahun di Indonesia, Laris karena ini!
Ikan Nila Sakti Cirebon - Dok Pemkab Cirebon
Nila Sakti, Ikon Baru yang Menghidupkan Geliat Perikanan Cirebon
Debt collector Brimob
Debt Collector Berani Tarik Kendaraan Brimob, Netizen: Ditunggu Sama Aparat!
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

4

Viral HMPV: Ketahui Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencegahannya

5

KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung: Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan Rumah
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.