BANDUNG,TM.ID: Varian baru Covid-19 bernama BA.2.86 teridentifikasi di Israel untuk pertama kalinya, seperti dilansir media setempat pada Minggu (20/8/2023).
Penyiar Israel Public Broadcasting Organization (KAN) membenarkan kehadiran varian tersebut, yang sekaligus menandai kasus keempat yang diketahui di seluruh dunia.
Sebelumnya kasus serupa di Amerika Serikat, Inggris dan juga Denmark.
Dikatakan bahwa banyaknya jumlah mutasi yang dibawa varian baru BA.2.86 dapat menyebabkan vaksin menjadi tidak ampuh yang lantas mengkhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebelumnya WHO menetapkan BA.2.86 sebagai “varian di bawah pengawasan” lantaran banyaknya mutasi yang ditimbulkan.
Baca Juga : Covid-19 Mutasi Lagi Namanya Varian Eris, Cegah dengan Cara Ini!
WHO sendiri mengaku belum bisa banyak memberi keterangan soal BA.2.86. Namun saat ini ada total 10 varian yang dicermati berikut garis keturunanya.
“Dampak potensial dari mutasi BA.2.86 saat ini tidak diketahui dan sedang menjalani penilaian yang cermat,” kata WHO lagi.
Menurut WHO, dalam periode pelaporan terakhir antara 17 Juli dan 13 Agustus, lebih dari 1,4 juta kasus baru Covid-19 terdeteksi. Sebanyak lebih dari 2.300 kematian juga dilaporkan.
Beban kasus menunjukkan peningkatan sebesar 63% dari periode 28 hari sebelumnya. Meski kematian turun sebesar 56%.
Per 13 Agustus, ada lebih dari 769 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 6,9 juta kematian di seluruh dunia. Tapi ada keyakinan, jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyak kasus tidak terdeteksi.
Sebelumnya, Covid-19 varian baru bernama EG.5.1 atau ‘Eris’ juga terdeteksi. Varian ini menyebar di Inggris sejak akhir Juli 2023 dan menimbulkan kenaikan pasien rawat inap.
Inggris mengklasifikasikan ‘Eris’ sebagai varian pada 31 Juli. Di mana ini menyumbang satu dari 10 kasus Covid-19 di negara tersebut.
Sebelumnya, Laporan UK Health Security Agency pada 3 Agustus menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat dibandingkan hasil dua pekan sebelumnya. Varian Covid ‘Eris’ tersebut muncul di Inggris terkait dengan mutasi Omicron yang sangat menular.
(Aziz/Aak)