BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Membujuk anak pergi ke dokter gigi memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Meski sulit, orang tua tetap harus melakukannya karena kesehatan gigi berpengaruh besar pada kesehatan anak secara keseluruhan, bahkan hingga dewasa nanti.
Supaya dokter gigi tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi anak-anak, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil. Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya!
Membujuk Anak Pergi ke Dokter Gigi
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum sepenuhnya memahami bahwa rasa sakit saat perawatan gigi bertujuan untuk mencegah rasa sakit yang lebih parah di kemudian hari.
Oleh karena itu, orang tua perlu memiliki strategi khusus untuk membujuk anak agar mau pergi ke dokter gigi tanpa rasa takut. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu coba.
1. Ajak ke Dokter Gigi Sedini Mungkin
Waktu terbaik untuk membawa anak ke dokter gigi adalah ketika gigi pertamanya muncul, atau paling tidak enam bulan setelah gigi pertama tumbuh. Membawa anak ke dokter gigi sejak dini bisa membantu anak terbiasa dengan suasana klinik dan perawatan gigi.
Melansir jurnal Children (2021), anak-anak yang pertama kali memeriksakan gigi sebelum usia dua tahun memiliki ketakutan yang lebih rendah terhadap dokter gigi daripada anak yang baru pertama kali diperiksa setelah usia dua tahun.
2. Pertimbangkan Dokter Gigi Khusus Anak
Mengajak anak ke dokter gigi khusus anak bisa menjadi pilihan yang tepat. Klinik gigi khusus anak biasanya didekorasi sedemikian rupa dengan tema-tema yang ceria dan ramah anak. Hal ini bisa membuat anak lebih tenang dan mengurangi rasa takutnya.
Selain itu, dokter gigi anak sudah terlatih untuk menangani pasien cilik dengan cara yang lebih lembut dan komunikatif. Suasana klinik yang dipenuhi oleh anak-anak sebayanya juga dapat membantu anak merasa lebih nyaman.
3. Edukasi Anak
Peran orang tua sangat penting dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya merawat gigi. Ajarkan anak untuk rajin menyikat gigi, membatasi konsumsi makanan manis, dan mengajaknya berdiskusi tentang bagaimana dokter gigi membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Alih-alih memberikan teori yang berlebihan, lakukan edukasi dengan cara yang menyenangkan. Contohnya, bacakan buku cerita tentang kesehatan gigi, atau mainkan permainan peran sebagai dokter gigi.
4. Hindari Memberikan Informasi Salah
Sering kali orang tua mengatakan bahwa perawatan gigi tidak akan sakit. Faktanya, beberapa perawatan gigi memang dapat meninggalkan rasa tidak nyaman setelahnya, seperti setelah pencabutan gigi atau penambalan gigi berlubang.
Memberikan informasi yang tidak akurat justru bisa membuat anak merasa dibohongi dan kehilangan kepercayaan pada orang tua. Berikan penjelasan yang sesuai dengan usia anak, dan biarkan dokter gigi yang menjelaskan lebih lanjut mengenai prosedur yang akan dilakukan.
5. Jangan Menakut-nakuti
Hindari menggunakan kalimat yang menakut-nakuti anak agar mau pergi ke dokter gigi, seperti “Awas, nanti kalau tidak sikat gigi giginya bolong dan disuntik dokter gigi.” Sebaliknya, jelaskan pada anak bahwa pemeriksaan gigi adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya agar tetap sehat dan kuat.
6. Beri Pujian dan Apresiasi
Saat anak berani pergi ke dokter gigi, berikan pujian atas keberaniannya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan membuatnya lebih mudah diajak untuk kunjungan berikutnya. Namun, hindari memberikan hadiah yang terlalu berlebihan agar anak tidak terbiasa mengharapkan imbalan setiap kali melakukan hal baik.
BACA JUGA: Tips Mengatasi Kesehatan Mental Anak
7. Ajarkan Melalui Permainan
Mengajak anak bermain dokter-dokteran bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengenalkan anak pada profesi dokter gigi. Kamu bisa berperan sebagai dokter dan anak sebagai pasien, atau sebaliknya. Gunakan mainan seperti sikat gigi mainan dan boneka untuk memperagakan cara menyikat gigi yang benar.
Melalui permainan ini, anak bisa memahami bahwa pemeriksaan gigi tidaklah menakutkan, bahkan bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.
(Kaje/Usk)