BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, tinjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang, Summarecon, hingga Perumahan Bandung Indah Raya, Riung Bandung.
Banjir terjadi akibat Sungai Rancanumpang yang tak mampu menampung debit air hujan hingga menyebabkan genangan air di permukiman warga dan fasilitas umum.
Farhan mendatangi warga terdampak, pastikan kondisi mereka, serta memberikan dukungan moril. Dirinya juga mengunjungi SDN 216 Sondariah yang turut terkena dampak banjir dan menegaskan bahwa anak-anak harus tetap bisa bersekolah.
“Saya ingin memastikan besok anak-anak bisa sekolah. Kita akan bekerja agar mereka bisa kembali belajar dengan nyaman,” kata Farhan.
Selain itu, Farhan menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menangani warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal, diare, dan ISPA.
Farhan juga meminta, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) dan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi dan penanganan di lapangan.
Farhan pun menyoroti pentingnya solusi teknis dalam menangani banjir, termasuk optimalisasi kolam retensi yang telah dibangun oleh Summarecon.
Dirinya mengungkapkan, kolam retensi tersebut belum tersambung secara optimal, sehingga perlu ada koordinasi lebih lanjut antara Pemerintah Kota Bandung dan pengembang.
BACA JUGA:
Hadapi Puncak Musim Hujan, Ini Antisipasi Banjir Bandung Selatan
Bandung Timur jadi Langganan Banjir, DPRD Minta Farhan-Erwin Buat Terobosan Baru
“Kami akan mencari solusi agar kolam retensi ini bisa berfungsi maksimal. Pemkot juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memastikan perizinan dan regulasi dapat mendukung upaya penanganan banjir ini,” ujarnya
Menurutnya, banjir di kawasan tersebut terjadi karena aliran sungai yang meluap dan terjebak di area permukiman yang berada lebih rendah dari ketinggian sungai. Oleh karena itu, perlu penerapan solusi berbasis rekayasa teknik (engineering solution).
Farhan juga telah menginstruksikan DSDABM untuk segera menyusun desain teknik yang bisa diterapkan sebagai solusi jangka panjang.
Selain itu, semua pemangku kepentingan harus memiliki pemahaman yang sama mengenai akar masalah agar solusi yang diambil tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Kami mulai mencari solusi bersama. Terpenting adalah semua stakeholder harus menyamakan persepsi terhadap permasalahan ini. Setelah itu, kita akan bergerak sesuai peran masing-masing untuk menyelesaikannya,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)