BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tingkat kemiskinan di Kabupaten Majalengka masih berada di angka 10,8 persen, yang tergolong tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Salah satu penyebab utama tingginya angka kemiskinan tersebut adalah rendahnya Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Majalengka, yang saat ini setara dengan jenjang pendidikan SMP.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, menyampaikan pemerintah daerah akan terus berupaya meningkatkan RLS di wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) turut berkontribusi terhadap tingginya tingkat kemiskinan. Padahal, IPM sangat bergantung pada beberapa indikator penting, seperti Angka Harapan Hidup (AHH) saat lahir, RLS, dan Harapan Lama Sekolah (HLS).
Selain itu, akses terhadap air bersih juga menjadi perhatian, sehingga pembangunan jaringan air bersih akan diperluas ke seluruh wilayah Kabupaten Majalengka.
Eman menambahkan sebenarnya data makro ekonomi Majalengka menunjukkan tren yang positif. Hal ini tercermin dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang mencapai 8,9 persen serta tingkat pengangguran yang relatif rendah, yaitu sebesar 4,01 persen.
“Ternyata tingginya LPE yang mencapai 8,9 persen ini tidak berkorelasi dengan rendahnya angka kemiskinan, karena ternyata angka kemiskinan di Majalengka masih tinggi di Jawa Barat yang mencapai 10,8 persen,” kata Eman, dikutip Minggu (1/6/2025).
Menurut Eman, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat pengangguran terbuka bukanlah satu-satunya tolok ukur kesejahteraan daerah. Ia merujuk pada pernyataan Menteri Dalam Negeri pekan lalu, yang menekankan bahwa variabel lain seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan daya beli masyarakat juga berperan penting dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu wilayah.
Dalam upaya meningkatkan rata-rata lama sekolah, Eman menyatakan bahwa pemerintah daerah menargetkan masa belajar selama 12 tahun, sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat. Bagi anak-anak yang sudah putus sekolah, termasuk mereka yang telah menikah namun belum lulus jenjang SMP atau SMA, pemerintah akan memfasilitasi pendidikan melalui program paket B dan C.
Baca Juga:
Pemkab Majalengka Manfaatkan Eks Kantor Kominfo Jadi Rumah Singgah
Sementara itu, untuk menekan angka pengangguran terbuka, Pemerintah Kabupaten Majalengka terus menyediakan berbagai program pelatihan keterampilan. Langkah ini bertujuan agar masyarakat memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja, mengingat tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor industri lokal. Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu strategi penyerapan tenaga kerja.
(Virdiya/_Usk)