BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup saluran sperma agar sperma tidak keluar saat ejakulasi.
Prosedur ini bersifat minim invasif, tidak memengaruhi hormon, tidak mengurangi hasrat seksual, dan tidak memengaruhi kemampuan orgasme.
Berbeda dengan sterilisasi wanita seperti tubektomi yang lebih kompleks, vasektomi justru lebih sederhana, aman, dan efektif sebagai bagian dari program perencanaan keluarga.
Dalam usulan Dedi Mulyadi, vasektomi merupakan bentuk tanggung jawab pria dalam pengendalian angka kelahiran.
1. Terbebas dari Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
Banyak wanita bergantung pada kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik, atau implan yang memberikan berbagai efek samping mulai dari jerawat, perubahan mood, migrain, hingga gangguan menstruasi.
Jika pria sudah menjalani vasektomi, wanita tidak perlu bergantung pada kontrasepsi hormonal, sehingga tubuh mereka lebih stabil secara biologis dan emosional.
2. Menghindari Risiko Operasi Sterilisasi
Sterilisasi wanita seperti tubektomi merupakan prosedur medis yang membutuhkan operasi besar dengan anestesi umum, rawat inap, dan masa pemulihan lebih lama. Risiko komplikasi seperti infeksi, perdarahan, dan efek anestesi cukup tinggi.
Vasektomi bisa dnegan rawat jalan, hanya butuh beberapa menit, dan pasien bisa pulang di hari yang sama. Wanita pun tidak perlu menjalani prosedur berat demi mencapai hasil kontrasepsi permanen, karena pasangan mereka telah mengambil peran.
3. Efektif Mencegah Kehamilan
Menurut American Urological Association, vasektomi efektif dalam mencegah kehamilan mencapai lebih dari 99%. Peluang hamil pasca vasektomi hanya 1 dari 2.000 kasus jika hasil analisis sperma menunjukkan tidak adanya sel sperma.
Wanita tidak harus khawatir dengan kehamilan yang tidak terencana yang bisa berdampak pada karier, kondisi finansial, atau kesehatan reproduksi mereka.
Baca Juga:
4. Meningkatkan Keseimbangan Tanggung Jawab dalam Perencanaan Keluarga
Selama ini, beban perencanaan keluarga cenderung dibebankan kepada wanita. Mereka harus mengatur siklus menstruasi, memilih kontrasepsi, dan menghadapi efek sampingnya. Namun, dengan pria yang bersedia menjalani vasektomi, terjadi redistribusi tanggung jawab dalam hubungan.
Pasangan yang berbagi tanggung jawab memiliki hubungan yang lebih sehat, harmonis, dan saling mendukung satu sama lain.
5. Peningkatan Kualitas Hubungan
Ketika risiko kehamilan tidak sengaja telah dihilangkan dan tidak ada tekanan penggunaan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual, pasangan bisa lebih bebas menikmati hubungan intim.
Wanita tidak lagi merasa tertekan, dan pria lebih percaya diri karena telah mengambil langkah perlindungan jangka panjang. Hal ini berkontribusi pada kualitas hubungan seksual dan emosional yang lebih tinggi.
(Kaje)