JAKARTA, TM.ID: Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan dari catatan BPS nilai ekpsor komoditas nikel Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,09 persen secara bulanan (mtm) di Desember 2023, sebesar USD 521,8 juta.
“Nilai ekspor nikel di Desember 2023 adalah USD521,8 juta mengalami penurunan 4,09 persen secara bulanan atau month to month (mtm),” kata Pudji , Senin (15/1/2024).
Pudji menjelaskan bahwa untuk total volume ekspor nikel tercatat sebanyak 126 juta ton , atau turun sebesar 14,06 persen mtm.
BACA JUGA: Profil Xiang Guangda, Pemilik Smelter Nikel PT ITSS Morowali
“Jadi penurunan volume ini lebih dalam dibanding nilainya,” ungkap Pudji.
Pudji menyebutkan, penurunan ekspor nikel ini disebabkan oleh turunnya permintaan negara tujuan ekspor, namun, pihaknya belum dapat menjelaskan secara terperinci negara mana saja yang mengurangi permintaan nikel.
“Ada indikasi penurunan ini disebabkan penurunan permintaan negara tujuan ekspor. Untuk melihat pastinya diperlukan kajian lebih lanjut,” bebernya.
Perlu diketahui, nilai ekspor RI pada Desember 2023 sebesar USD22,41 miliar atau naik 1,89 persen secara bulanan (mtm), dibandingkan bulan sebelumnya pada November 2023 yang sebesar USD22 miliar.
“Kenaikan nilai ekspor pada Desember 2023, didorong oleh peningkatan eskpor non migas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 10,07 persen dan biji logam dan abu naik 37,37 persen,” ucapnya.
BACA JUGA: Terungkap, Kontrak Tambang Freeport Bisa Diperpanjang Hingga 2061!
Secara rini, kata dia, ekspor non migas naik sebesar 1,06 persen atau sebesar USD20,93 miliar pada Desember 2023, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD20,72 miliar.
Sementara, untuk ekspor migas naik sebesar 15,28 persen atau secara nilai sebesar USD 1,48 miliar,dibadingkan pada November 2023 sebesar USD 1,28 miliar.
Laporan wartawan Jakarta : Agus Irawan/Masnur