Tekan Stunting, Pemprov Babel Edukasi Pemberian ASI Ekslusif

Penulis: Budi

asi
Upaya menekan kasus stunting pada balita terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dengan memberikan edukasi pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi.(web)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

PANGKALPINANG,TM.ID : Upaya menekan kasus stunting pada balita terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dengan memberikan edukasi pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi.

“Saat ini capaian pemberian ASI eksklusif masih rendah, sehingga menjadi salah satu pemicu kasus stunting,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Provinsi Kepulauan Babel Itsnataini di Pangkalpinang, Selasa (14/2/2023).

Ia mengatakan kegiatan penguatan pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia enam bulan sesuai Perpres 72 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa/kelurahan dalam mempercepat penurunan stunting.

“Kami dari bidang kesehatan terlibat dalam intervensi spesifik yang berkontribusi 30 persen dalam penanganan stunting,” katanya.

BACA JUGA: Minimalisir Stunting, BKKBN Sulut Edukasi Warga

Ia menjelaskan dari sembilan indikator intervensi gizi spesifik 2022, ada dua indikator yang masih perlu penguatan yaitu bayi usia kurang 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif baru 63,9 persen dari target 90 persen dan balita yang dipantau tumbuh kembangnya sebesar 64,4 persen dari target 90 persen.

“Capaian ASI eksklusif yang masih rendah ini, karena ada ibu-ibu yang belum menyadari pentingnya untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya hingga usia 6 bulan,” ujarnya.

Faktor ibu bekerja juga menjadi salah satu penyebab, selain kesiapan para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif yang ditandai dengan adanya keluhan bahwa ASI-nya tidak lancar atau ASI-nya sedikit dan sebagainya.

“Ini patut diduga terkait komitmen petugas kesehatan dalam mendukung penerapan inisiasi menyusu dini pada semua bayi baru lahir di semua fasilitas kesehatan,” katanya.

Menurut dia, belum tercapainya target pemantauan tumbuh kembang balita, antara lain disebabkan belum semua orang tua balita yang menjadi sasaran pemantauan membawa anaknya ke Posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

“Semakin bertambah usia anak, semakin jarang atau bahkan orang tua tidak lagi membawa anak balitanya ke Posyandu,” katanya.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Persib Bandung Lepas 5 Pemain Demi Penuhi Permohonan PSSI 
Persib Bandung Lepas 5 Pemain Demi Penuhi Permohonan PSSI 
Sindrom Steven-Johnson 
Jokowi Diduga Idap Sindrom Steven-Johnson, Apa Itu?
Al Ghazali
Al Ghazali dengan Alyssa Daguise Resmi Menikah, Mahar 2.025 Euro!
Kades Cirebon
Akibat Kelakuan Kades Cirebon Nyawer di Diskotik, Dampaknya ke Desa!
Kades Cirebon Nyawer buka suara
Viral Nyawer di Diskotik, Kades di Cirebon: Kuwu Juga Butuh Hiburan!
Berita Lainnya

1

Tim SAR Gabungan Temukan Korban Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

2

Nama Asli Jokowi Oey Hong Liong? Cek Fakta Sebenarnya!

3

Kabar Duka, Penyiar Radio Sekaligus Musisi Gustiwiw Meninggal Dunia

4

Link Live Streaming PSG vs Atletico Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot

5

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.