BANDUNG, TM.ID: Ridwan Kamil tak lama lagi melepas jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat. Setelah itu dia digantikan oleh Bey Triadi Machmudin yang ditunjuk menjadi Pj Gubernur Jabar.
Bey dinilai tidak memerlukan kehadiran Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang telah dibentuk oleh Ridwan Kamil. Maka secara ideal TAP dibubarkan, karena masa jabatan Ridwan Kamil akan berakhir tanggal 5 September 2023 besok.
“Kalau bayangan saya karena ketika gubernur selesai, ya seharusnya tugas TAP selesai. Jadi TAP itu tidak diperlukan oleh Pj,” ucap Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, Senin (4/9/2023).
Firman menilai Bey harus bisa menjawab kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokwi) sebagai Pj Gubernur Jabar. Bey dituntut harus memaksimalkan dan mengoptimalkan kemampuan para ASN selama setahun mendatang.
BACA JUGA: Isyarat Ridwan Kamil Tak Lanjut 2 Periode di Jabar Mau Jemput Takdir Baru, Jadi Cawapres?
“Menurut saya supporting teman-teman birokrasi saja sudah cukup, jadi kunci itu kemampuan mendorong birokrasi bekerja maksimal, kuncinya di Sekda (Jabar) sebagai pimpinan birokrasi,” terangnya.
Bey harus bisa mencontoh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi yang lebih memilih tidak menggunakan tim Gubernur dalam Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang dibentuk oleh Anies Baswedan.
“Kalau kita lihat pola Jakarta tidak lagi diadopsi apa yang dimiliki oleh Anies oleh pak Heru. Karena PJ itu kan transisi saja dari kekosongan gubernur sampai nanti gubernur terpilih, waktunya tidak terlalu panjang,” ucapnya.
Pj Gubernur hanya melanjutkan program yang sudah dibentuk dan digagas oleh Gubernur dan Wagub Jabar, tidak harus melakukan manuver yang berlebihan.
“Kan hanya melanjutkan dan mengoptimalkan saja. Jadi kuncinya ya tadi memaksimalkan birokasi,” kata Firman.
BACA JUGA: Mengingat Lagi TAP Jabar yang Dihuni Eks Timses dan Keluarga Ridwan Kamil
TAP yang dibentuk oleh pria yang akrab disapa Kang Emil dinilai Firman tidak berjalan mulus, karena ada sejumlah dinamika yang jadi pro dan kontra berkaitan dengan urgensi kehadiran mereka. Seperti yang diketahui kalau TAP dihuni oleh orang dekat Ridwan Kamil.
“TAP itu kan alasan subjektif dari gubernur, kedua juga orang-orang yang sangat dekat dengan gubernur komposisinya. Mereka punya privilege, untuk komunikasi secara shortcut. Dalam banyak hal sinerginya telihat. Tapi dalam beberapa hal ada catatan, bagaimana TAP itu dengan birokrasi belum terlihat padu,” bebernya.