BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Nama Akhmad Marjuki tentu sudah tak asing di telinga masyarakat Jawa Barat, khususnya Bekasi dan Karawang. Lahir di Bangkalan pada (16/8/1965), Marjuki dikenal luas bukan hanya sebagai politikus senior, tapi juga sosok agamis dan penggerak ormas yang aktif di berbagai lini kehidupan sosial-politik Indonesia.
Langkah awal Marjuki di dunia pendidikan dimulai dari kampus Universitas Singaperbangsa Karawang. Di sinilah ia mulai membangun fondasi intelektual dan jaringan sosial-politik yang kelak membawanya ke panggung besar pergerakan masyarakat dan perpolitikan nasional.
Pimpin NU Karawang, Lanjut ke PWNU Jabar
Perjalanan penting Marjuki dimulai saat menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang dari 2012 hingga 2017. Di posisi ini, ia banyak berfokus pada pemberdayaan umat, memperkuat pesantren, dan membangun kelembagaan keagamaan berbasis masyarakat.
Selang setahun kemudian, Marjuki naik level ke provinsi dan dipercaya menjabat sebagai Bendahara PWNU Jawa Barat, sebuah posisi strategis yang mencerminkan tingginya kepercayaan para Nahdliyin terhadapnya.
Marjuki juga aktif di ranah politik. Ia memilih berlabuh di Partai Golkar, di mana ia turut membina kader muda lewat KOSGORO 1957, sayap organisasi yang sudah melegenda dalam sejarah politik Indonesia.
Baca Juga:
Akhmad Marjuki Lakukan Aksi Nyata di Tengah Bencana Cimanggung
Anggota DPRD Akhmad Marjuki Turun Langsung ke Lokasi Bencana di Sumedang!
Ketua DPD Golkar Bekasi dan Karier Eksekutif
Pada 2020, Akhmad Marjuki mencapai tonggak penting sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi. Masa jabatannya berlangsung hingga 2025.
Di bawah komandonya, Partai Golkar di Bekasi menjadi lebih solid, aktif dalam pembangunan. Serta terlibat dalam berbagai program politik khususnya di kawasan industri Cikarang Selatan.
Tak berhenti di sana, ia juga menjabat sebagai Wakil Bupati Bekasi. Bahkan sempat menjadi Pelaksana Jabatan Bupati Bekasi pada 2021–2022. Sosoknya dikenal dekat dengan masyarakat dan responsif terhadap isu layanan publik.
Dengan kombinasi pengalaman ormas NU, kekuatan politik, dan kedekatan dengan rakyat, Marjuki hadir sebagai figur komplet: agamis, nasionalis, sekaligus merakyat. Ia adalah tokoh yang bisa menjembatani aspirasi rakyat kecil hingga ke parlemen.
(Hafidah Rismayanti/Usk)