BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sejak tayang perdananya pada 31 Maret 2025 di bioskop-bioskop Indonesia, film Jumbo langsung mencuri perhatian publik. Hanya dengan waktu 11 hari, film ini sudah berhasil menggaet lebih dari dua juta penonton. Dibalik pencapaian gemilang film Jumbo, masyarakat penasaran dengan sosok sutradara film ini, yakni Ryan Adriandhy.
Ryan Adriandhy merupakan sutradara muda di balik film Jumbo yang tak hanya piawai berkisah melalui gambar bergerak, tetapi juga memiliki latar belakang pendidikan yang patut menjadi panutan.
Nama Ryan mungkin lebih dahulu dikenal publik sebagai komika, juara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) tahun 2011. Tapi di balik panggung, ia diam-diam meniti jalan sunyi sebagai seniman visual dan sutradara animasi. Langkahnya yang penuh dedikasi di bidang ini dimulai dari bangku kuliah.
Ia merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual dari BINUS University, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang magister di Rochester Institute of Technology (RIT), Amerika Serikat, dengan konsentrasi Film & Animation.
Pendidikan di RIT ia raih lewat beasiswa bergengsi Fulbright, sebuah program internasional yang hanya diberikan kepada individu berprestasi. Dalam sebuah tulisan di laman Tumblr pribadinya, Ryan membagikan kunci keberhasilannya meraih beasiswa tersebut.
“Hanya dengan kuliah jurusan yang saya suka dan mau saya jalani lah saya bisa punya nilai bagus yang bisa dijadikan modal untuk bisa dapat beasiswa,” kata Ryan, melalui laman Tumblr Pribadinya, dikutip Selasa (15/4/2025).
RIT sendiri dikenal sebagai salah satu institusi terbaik dunia untuk bidang teknologi, desain, dan seni visual. Dengan program unggulan seperti pengembangan game, media arts, serta animasi, kampus ini menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan kreatif Ryan. Tak heran, film pendek Prognosis yang ia garap pada 2020 berhasil meraih Piala Citra untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia.
Setelah lulus, Ryan bergabung dengan Visinema Pictures dan turut berkontribusi dalam serial animasi populer Nussa. Pengalamannya inilah yang mengantarnya dipercaya menyutradarai Jumbo—sebuah karya monumental yang memadukan kekuatan narasi, visual, dan pesan moral.
Jumbo bukan sekadar film hiburan. Di balik petualangan Don, anak laki-laki yang berjuang menghidupkan dongeng warisan orang tuanya, terselip refleksi tentang keberanian, kehilangan, dan persahabatan. Film ini menjadi simbol bagaimana pendidikan, ketekunan, dan visi kreatif mampu melahirkan karya yang bukan hanya menyentuh hati, tapi juga mengangkat derajat animasi Indonesia di mata dunia.
Kisah Ryan Adriandhy menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin meniti karier di dunia film dan animasi. Bagi yang berminat menempuh pendidikan serupa, tersedia berbagai pilihan kampus internasional ternama seperti University of Glasgow, Royal College of Art, hingga Tsinghua University. Tak hanya itu, beragam beasiswa juga siap mendukung langkah mereka, mulai dari Chevening, GREAT Scholarship, hingga Chinese Government Scholarship.
BACA JUGA:
Keren, Kartun Malaysia Dukung Promosi Film Animasi Jumbo
Wow, Jumlah Penonton Animasi Jumbo Melampaui Film Pabrik Gula
Lewat Jumbo, Ryan membuktikan bahwa mimpi besar bisa terwujud dengan fondasi pendidikan yang kuat. Ia tak hanya menyutradarai film, tapi juga merancang jalan bagi banyak anak muda untuk bermimpi lebih tinggi, membangun dunia melalui layar lebar, dan membawa nama Indonesia ke panggung global.
Film ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru bagi industri animasi tanah air. Dan Ryan Adriandhy, dengan seluruh latar belakang pendidikannya, adalah salah satu pelopornya.
(Virdiya/Budis)