BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Belakangan ini, suhu cuaca panas di Kota Bandung terasa lebih menyengat dari pada biasanya. Bahkan terik matahari langsung menembus kulit tanpa filterisasi pohon-pohon rindang yang dulu melekat dengan Kota Bandung.
Bandung Sejuk seakan menjadi identitas yang hilang pada diri Kota Bandung. Hal tersebut pun diperkuat dengan data Badan Pusat Stastik (BPS) Kota Bandung, bahwa jumlah pohon pelindung yang ada di Ibu Kota Jawa Barat tersebut hanya berjumlah 229.649.
Idealnya, dengan total penduduk Kota Bandung yang kini berjumlah 2.452.943 jiwa, sedikitnya jumlah pohon yang tersedia harus berada diangka 40 persen total nilai tersebut. Maka dari itu, kurang lebih Kota Kembang memerlukan 1 juta pohon guna mengembalikan identitas Bandung Sejuk.
Menurut salah seorang pengendara Ojek Online, Adri Rusmawan (31), Bandung Timur jadi salah satu wilayah yang paling panas dari wilayah lain. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh aktifitas pembangunan yang masif dilakukan.
“Kalau narik kaya ke Ujungberung, Gedebage, Cibiru itu beda banget panasnya. Setiabudhi juga udah mulai panas, yang masih enak cuaca mah Dago itu masih sejuk lah, beda sama yang tiga itu,” kata Adri Rusmawan, Kamis (3/10/2024).
Adri pun mengaku, meskipun berdomisili di wilayah Timur yakni Sukaasih, dirinya lebih memilih trip yang mengarah ke pusat kota ketimbang wilayah Timur Kota Bandung.
“Ngojeg gini mah kuat-kuatan di jalan. Pendapatan kita kan ya bergantung di trip itu tadi. Jadi kalau saya lebih enak ke kota, kalau ke daerah Gedebage, Cibiru banyak istrahatnya karena gak kuat panas,” ucapnya
Panasnya wilayah Bandung Timur pun sempat diteliti langsung oleh Akademisi Iklim Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nurdiawan. menurutnya, hal tersebut di akibatkan oleh fenomena Urban Heat Island.
“Suhu itu bakal meningkat kalau ada sumber panasnya. Efek pembangunan, kawasan Bandung Timur telat dilakukan penghijauan kembali, karena penyinaran matahari itu menyerap dan melepaskan kembali suhu yang dihasilkan,” katanya
“Nah ini yang kemudian kenapa terasa panas, hal itu disebabkan oleh jalan raya yang menyerap panas yang suhunya menyebabkan tambah panas. Fonomena ini disebut Urban Heat Island,” tambahnya.
BACA JUGA: BMKG: Sebagian Besar Jawa Musim Hujan Lebih Cepat
Selain itu, menurutnya, banyaknya mobilisasi kendaraan di tempat semakin memperparah suhu panas di wilayah tersebut. Sehingga perlu daya dukung guna mengurangi suhu panas yang terjadi di kawasan tersebut.
“Penting untuk kembali mempercepat penghijauan di kawasan tersebut. Karena pohon merupakan penopang suhu panas yang berasal dari matahari. Nantinya, pohon tersebut akan menyerap sinar matahari beberapa persen, dan sisanya akan menempel baik bangunan maupun jalanan,” pungkasnya
(Rizky Iman/Usk)