Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Tunggal RA Kartini yang Hampir Dilupakan Sejarah

Penulis: Anisa

Soesalit Djojoadhiningrat
(ist)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — RA Kartini merupakan pahlawan nasional yang terkenal sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia. Wafat hanya empat hari setelah melahirkan anak tunggalnya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada 13 September 1904.

Kepergian Kartini meninggalkan luka mendalam dan awal yang getir bagi bayi Soesalit yang bahkan belum sempat mengenal ibunya. Delapan tahun kemudian, ayah Soesalit, RM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat, juga wafat.

Hal ini membuat Soesalit menjadi yatim piatu di usia sangat muda. Ia kemudian dibesarkan oleh neneknya, Ngasirah, dan kakak tirinya, Abdulkarnen Djojoadhiningrat, yang sangat menyayanginya dan membiayai pendidikannya.

Pendidikan 

Sebagai keturunan bangsawan dan anak dari sosok ikonik, Soesalit menempuh pendidikan tinggi pada zamannya.

Ia bersekolah di Europe Lagere School (ELS), sekolah elite untuk anak-anak Belanda dan kaum bangsawan pribumi. Pada 1919, ia lulus dari ELS dan melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang.

Setelah itu, ia diterima di Rechtshoogeschool (RHS) Batavia, institusi hukum paling bergengsi pada masa kolonial.

Namun, pendidikan hukumnya hanya bertahan satu tahun, sebelum ia memilih beralih ke dunia kerja sebagai pegawai pamong praja kolonial.

Menjadi Agen PID

Karier Soesalit semula diarahkan oleh kakak tirinya, Abdulkarnen, yang menawarkan posisi di Politieke Inlichtingen Dienst (PID) polisi rahasia Hindia Belanda.

Di PID, Soesalit bertugas sebagai mata-mata, mengawasi pergerakan nasionalis dan mengantisipasi spionase asing, termasuk dari Jepang.

Namun, seiring waktu, Soesalit dilanda dilema moral. Ia menyadari bahwa pekerjaannya tidak sejalan dengan cita-cita bangsa yang diperjuangkan oleh para tokoh pergerakan, termasuk semangat emansipasi ibunya sendiri, RA Kartini.

Bergabung dengan PETA

Kedatangan Jepang ke Indonesia mengubah arah kehidupan Soesalit. Ia meninggalkan PID dan bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air).

Keputusan ini bukan hanya bentuk penebusan, tetapi juga menandai titik balik dalam hidup Soesalit.

Peran Soesalit 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Soesalit aktif dalam dunia militer. Ia bahkan diangkat sebagai Panglima Divisi III Diponegoro, wilayah militer strategis di Jawa Tengah.

Soesalit juga ikut bergerilya di Gunung Sumbing saat Agresi Militer Belanda II. Dedikasinya terhadap kemerdekaan tidak diragukan, meskipun dalam praktiknya, karier militernya tidak berjalan mulus.

Mundur dari Karier Militer 

Walaupun sempat berpangkat Mayor Jenderal, karier Soesalit mengalami penurunan drastis. Pangkatnya diturunkan menjadi Kolonel dan kemudian pindah ke Kementerian Perhubungan.

Puncak penderitaan terjadi pada Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948. Namanya ada dalam dokumen pemberontak sebagai “orang yang diharapkan.” Tuduhan ini menjadikannya tahanan rumah, meskipun tidak ada bukti sah keterlibatannya.

Presiden Soekarno akhirnya membebaskannya, namun kariernya di militer berakhir. Ia tidak lagi menjabat sebagai panglima dan hanya mendapat posisi administratif sebagai perwira staf Angkatan Darat di Kementerian Pertahanan.

Kiprah di Dunia Sipil

Pada 1950, Soesalit menjadi Kepala Penerbangan Sipil, posisi penting dalam dunia transportasi Indonesia pascakemerdekaan. Kemudian, pada masa Kabinet Ali Sastroamodjojo I (1953–1955), ia diangkat sebagai Penasihat Menteri Pertahanan Iwa Kusumasumantri.

Dengan pangkat Kolonel, Soesalit tetap mengabdi pada negara meskipun tanpa gemerlap militer yang pernah ia rasakan. Ia menjalankan perannya secara loyal dan berdedikasi, sekaligus menjauh dari sorotan publik.

BACA JUGA:

Sederet Wanita yang Dijuluki Kartini Masa Kini, Siapa Saja?

Surat Kartini Berhasil Selamatkan Perempuan Indonesia ke Masa Terang

Soesalit wafat pada 17 Maret 1979 di Rumah Sakit Angkatan Perang (RSAP). Ia meninggal dalam kesenyapan, jauh dari sorotan sejarah, meski merupakan anak satu-satunya dari tokoh emansipasi wanita paling terkenal di Indonesia.

(Kaje/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
retret kepala sekolah bogor
329 Kepala Sekolah Baru Kabupaten Bogor Diwajibkan Ikut Retret
penghasilan bos Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon - Instagram BPBD Jabar
Polisi Selidiki Berapa Penghasilan Bos Tambang Gunung Kuda Cirebon
Gelar Pesta Ulang Tahun Umuh Muchtar
Gelar Pesta Ulang Tahun, Umuh Muchtar Masih Bertekad Membawa Persib Meraih Juara di Musim Depan
guru ngaji cabul, polres garut
Polres Garut Tangkap Oknum Guru Ngaji, Diduga Cabuli 10 Anak di Cikajang
Kopdes Merah Putih
Gempur Tengkulak dan Rentenir, Kopdes Merah Putih Siap Selamatkan Ekonomi Desa
Berita Lainnya

1

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

2

Di Balik Keramaian

3

Penjaga Roda Terakhir

4

19 Korban Berhasil Dievakuasi, Tim Gabungan Hadapi Kendala Longsor Susulan Gunung Kuda Cirebon

5

Silaturide With Mas Pram
Headline
jam malam bandung
Jam Malam di Bandung Berlaku Hari Ini, Satpol PP dan Dishub Diterjunkan!
ukuran rumah bersubsidi diperkecil
Duh, Ukuran Rumah Subsidi Akan Diperkecil?
sekolah jam 6 pagi
LPA Jabar Soroti Kebijakan Anak Sekolah Masuk jam 6 Pagi
Truk Fuso Tubruk Gerbang Tol Ciawi 2 Bogor
Truk Fuso Tubruk Gerbang Tol Ciawi 2 Bogor

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.