BANDUNG,TM.ID: Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat (Jabar) Noneng Komara Nengsih mengungkapkan, kelangkaan beras medium dan premium di pasar rite dan minimarket, terjadi karena harga eceran tertinggi (HET) naik, ditambah sejumlah daerah belum memasuki masa panen raya.
“Intinya kosong karena harga tinggi karena masa tanam bergeser, belum ada panen raya sekarang, ini karena dampak el nino kemarin yang panjang,” kata Noneng di Bandung, Senin (12/2/2023).
Menurut Noneng, jajarannya melakukan koordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar dan Bulog terkait kelangkaan ini.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Aprindo dan Bulog terkait kelangkaan beras di pasar ritel,” ucap Noneng.
BACA JUGA: Stok Beras Capai 93 Ribu Ton, Bulog Jabar Minta Masyarakat Jangan Panik
Noneng juga mengatakan, kelangkaan beras tersebut diperparah dengan adanya libur panjang, dimana angkutan berat operasioanl dibatasi. Sehingga pendistribusian terhambat.
Kendati begitu, Noneng memastikan, saat ini ketersediaan beras di pasar aman dan tersedia.
“Stok tersedia. Namun harga cukup tinggi, di pasar rakyat itu barang lengkap. Namun harganya sudah di atas HET. Ini sebabnya ritel (kosong) karena ritel tidak bisa menjual di atas HET,” jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Jawa Barat (Jabar), M Attar Rizal menyatakan, stok beras Jabar yang ada mencapai 93 ribu ton. Menurut Attar, dengan jumlah tersebut dipastikan aman hingga Idul Fitri 2024 dan masyarakat tidak usah panik.
“Stok beras Bulog Jabar sebesar 93 ribu ton dan dalam perjalanan ada sebanyak 40 ribu ton, jadi total stok Beras di Bulog Jawa Barat akan mencapai 133 ribu ton,” ungkap Attar di Bandung, Senin (12/2/2024).
(Budis)