JAKARTA, TM.ID: Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir terkait dugaan bocornya 34 juta paspor Warga Negara Indonesia (WNI).
Silmy menegaskan, tidak ada data paspor dengan keamanan biometrik, seperti sidik jari dan wajah yang jatuh ke tangan hacker. Ia meminta kepada masyarakat agar tak khawatir.
“Pertama kita harus memberikan keyakinan bahwa data mengenai biometrik itu aman. Tidak ada yang bocor. Artinya masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Silmy, melansir Lambe Turah, Minggu (9/7/2023).
Kebocoran data paspor, kata Silmy, bukan terjadi pada tahun 2023 ini. Menurutnya, kebocoran terjadi di masa yang lalu, sekuritas Ditjen Imigrasi saat ini sudah terjamin.
“Sekarang ini kita gunakan iso 27001:202, itu mengenai sistem keamanan data. Jadi kita malah memperkuat, memperketat,” beber Silmy.
Ia juga memastikan, belum tentu ada hacker yang merangsek untuk meretas data. Data yang bocor bukan berbentuk biometrik, melainkan teks. Informasi ini hasil dari penyelidikan.
“Jadi kalau misalnya saya melihat laporan tim, itu bukan berarti hacker, belum tentu. Kita lihat aja nanti hasilnya apa. Yang penting bukan data biometrik, data text. Itu dasar yang saya dapat dari penyelidikan,” tegasnya.
“Belum tentu bocor juga kan. Biometrik data wajah, sidik jari, itu yang penting. Size datanya juga text, nama. Bukan persyaratan kan, saya yang pastikan itu,” pungkasnya.
BACA JUGA: Kemenkominfo Kecolongan, 34 Juta Data Paspor Diduga Bocor
(Saepul/Budis)