BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — DPR desak aparat penegak hukum dan badan intelijen memperketat langkah preventif menyusul dua insiden ancaman bom di pesawat dalam waktu berdekatan.
Menurut Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, masyarakat membutuhkan jaminan keamanan dan berharap aparat penegak hukum, seperti Polri dan lembaga intelijen dapat mendeteksi dini potensi ancaman teror, khususnya pada sektor penerbangan.
“Komunikasi terus dilakukan dengan intelijen dan aparat hukum. Kita tidak ingin kejadian seperti ini berulang. Ini harus diantisipasi secara maksimal,” tegas Cucun di Bandung, Sabtu (21/6/2025) melansir Antara.
Meski menyoroti pentingnya pencegahan, Cucun juga memberikan apresiasi kepada pihak maskapai yang telah menjalankan protokol keselamatan secara disiplin, termasuk keputusan melakukan pendaratan darurat saat ada ancaman.
“Keselamatan adalah yang utama. Ancaman bom tidak bisa dianggap sepele. Semua maskapai sudah antisipatif, dan itu perlu kita hargai,” ujarnya.
Sebagai informasi, dua pesawat milik Saudia Airlines dalam sepekan terakhir harus melakukan pendaratan darurat karena mendapat ancaman bom melalui surat elektronik.
Baca Juga:
Kemenhub Tegaskan Keamanan Penerbangan Haji Terjamin dari Ancaman Bom
Pesawat Saudia Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu akibat Ancaman Bom
Insiden pertama terjadi Selasa (17/6/2025), pesawat Saudia Airlines nomor SV-5276 rute Jeddah-Jakarta terpaksa mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Ancaman bom dikirim melalui email yang menyebut pesawat dengan nomor registrasi HZ-AK32 akan diledakkan. Pesawat itu membawa 442 jemaah haji kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi.
Insiden kedua terjadi Sabtu (21/6/2025) pagi, yaitu pesawat Saudia nomor SV5688 yang mengangkut 376 jemaah haji tujuan Bandara Internasional Juanda Surabaya, juga dialihkan ke Bandara Kualanamu setelah menerima ancaman serupa.
Menanggapi kejadian ini, Cucun menegaskan pentingnya memiliki sistem deteksi dini berbasis teknologi. Selain itu, kerja intelijen yang presisi agar sektor penerbangan tidak menjadi sasaran empuk aksi teror.
(Anisa Kholifatul Jannah)