CIREBON, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon menerima sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Barat (Kemenkumham Jabar) untuk tiga motif batik khas daerah.
Ketiga motif batik yang lolos dan mendapat sertifikat KIK tersebut adalah motif Tebu Sekeret, Bintulu, dan Jangkar Cina.
Penyerahan sertifikat dilakukan langsung oleh Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar, Asep Sutandar, kepada Bupati Cirebon Imron di ruang rapat Bupati, Rabu (19/3/2025).
“Ini bukti komitmen kami melestarikan batik sebagai warisan budaya,” tegas Bupati Imron.
Ia menambahkan, pengakuan hukum ini akan memperkuat identitas budaya sekaligus meningkatkan nilai ekonomi batik Cirebon.
Diusulkan 70 Motif
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Cirebon, Dadang Raiman, mengungkapkan awalnya diajukan 70 motif batik.
“Tiga motif ini yang pertama lolos. Ke depan akan kami usulkan motif lainnya,” jelas Dadang.
Asep Sutandar menekankan pentingnya sertifikasi ini untuk mencegah klaim sepihak.
“Dengan KIK, motif batik Cirebon terlindungi hukum dan siap bersaing di pasar global,” pungkasnya.
Pemerintah berharap sertifikat ini bisa memacu pertumbuhan industri batik lokal sekaligus melestarikan warisan budaya daerah.
BACA JUGA
Peringati Hari Batik Nasional, Ini 5 Motif Batik Paling Populer!
Cireng: Program Orang Tua Asuh Lansia oleh ASN di Kabupaten Cirebon
Sejarah Batik Cirebon
Batik Cirebon memiliki kaitan erat dengan dua kesultanan besar – Kasepuhan dan Kanoman. Seperti halnya batik Yogyakarta dan Solo, tradisi membatik di Cirebon pertama kali berkembang di lingkungan keraton sebelum menyebar ke masyarakat luas.
Para abdi dalem yang tinggal di luar keraton menjadi perantara yang membawa seni membatik ini keluar tembok istana.
Awalnya, membatik merupakan aktivitas eksklusif para putri keraton untuk mengisi waktu luang. Dari tangan mereka tercipta motif-motif bernilai tinggi seperti:
- Paksi Naga Liman (perpaduan unsur burung, naga dan gajah)
- Siti Inggil (motif yang terinspirasi dari bangunan utama keraton)
- Taman Kasepuhan & Sunyaragi (terinspirasi dari kompleks taman keraton)
Karya mereka dikenal sebagai Batik Keratonan yang sarat makna filosofis dan nilai seni tinggi.
Seiring berjalannya waktu, seni membatik merambah ke kalangan masyarakat biasa yang melihatnya sebagai peluang ekonomi.
Lahirlah Batik Pesisiran dengan ciri khas motif yang lebih bebas dan dinamis, warna lebih cerah dan beragam, serta pola yang terinspirasi kehidupan sehari-hari.
Perkembangan ini menunjukkan bagaimana batik Cirebon berhasil bertransformasi dari seni eksklusif keraton menjadi komoditas budaya yang hidup di tengah masyarakat, sekaligus mencerminkan karakter egaliter masyarakat pesisir.
(Aak)