Serangga Jadi Media Penular Penyakit LSD pada Sapi

Selain kontak langsung, serangga menjadi media penular penyakit cacar atau Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sapi.
Sapi yang terinfeksi virus cacar Lumpy Skin Disease (LSD) terdapat gejala benjolan pada kulit. (Web)

Bagikan

PESISIR BARAT, TM.ID : Selain kontak langsung, serangga menjadi media penularan Penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD pada sapi.

Unzir, selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung, meminta masyarakat untuk waspada terhadap penyakit LSD pada hewan ternak sapi tersebut.

Bahkan Unzir menyarankan untuk tidak membeli sapi dari luar daerah yang sudah tertular penyakit cacar menular atau LSD itu sebagai antisipasi penularan.

“Mengingat penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) ini penyakit cacar menular pada ternak yang disebabkan oleh virus, dan penyakit ini menyebabkan benjolan dikulit hewan, untuk itu kami dari pihak Dinas mengimbau kepada masyarakat Pesisir Barat, Provinsi Lampung agar selalu waspada,” kata Unzir saat dihubungi di Krui, Senin (13/02/2023).

Selanjutnya, dia mengatakan, penyebaran atau penularan virus LSD ini bisa melalui serangga atau kontak antara hewan sakit ke hewan sehat.

Untuk itu. kata dia, apabila masyarakat menemukan hewan ternak mereka mengalami gejala penyakit LSD tersebut, segera melapor ke pihak dinas.

“Sudah kami imbau masyarakat agar selalu waspada dan melaporkan jika ada tanda-tanda gejala penyakit tersebut,” kata dia.

Dia mengatakan, pihak dinas selalu berupaya mencegah penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

“Diharapkan jangan sampai masyarakat membeli ternak sapi dari luar daerah terutama daerah yang sudah mempunyai gejala LSD,” katanya.

Sebelumnya Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) meminta Provinsi Lampung untuk meningkatkan kewaspadaan akan adanya penularan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit infeksius pada ternak.

“Penyakit infeksi emerging yang harus diwaspadai adalah Lumpy Skin Disease yang menjangkiti ternak, sebab ini sudah ada di Pulau Sumatera tepatnya di Riau,” ujar Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK Prof Wiku Adisasmito belum lama ini di Bandarlampung.

Ia mengatakan, penularan secara mekanis penyakit itu terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat, dan beberapa vektor lainnya. “Lampung harus meningkatkan kewaspadaan dan perlu dilakukan pengawasan juga, terutama untuk sapi yang dari Australia. Jangan sampai Lampung terinfeksi dan sampai ke Pulau Jawa,” tambahnya.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Biaya Haji 2025
Komisi VIII DPR RI Desak Kemenag Biaya Haji 2025 di Bawah 90 Juta
Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco laga tunda
Hadapi Persib di Laga Tunda, Bali United Alami Krisis Pemain
UU Ketenagakerjaan terbaru
UU Ketenagakerjaan Terbaru yang Terpisah dari UU Cipta Kerja, Simak Ulasannya (1)
squid game 3-1
Asal-usul Boneka Chul Su dalam Squid Game 3
yamaha aerox alpha (4)
Perbedaan Harga dan Spesifikasi Tipe Aerox Alpha Tertinggi dan Terendah!
Berita Lainnya

1

Ijazah Harus Dikembalikan, Ini Kata Ketua STIKOM Bandung

2

Stikom Bandung Batalkan 233 Lulusannya pada Periode 2018-2023

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Headline
Hasil Pertandingan Proliga 2025
Hasil Pertandingan Proliga 2025: Livin Mandiri Menang 3-2 atas Pertamina Enduro
Gunung Ibu Erupsi
Gunung Ibu Erupsi, Masyarakat dan Wisatawan Tidak Beraktivitas dalam Radius 4 Km
China Hadapi Wabah Virus Baru
China Hadapi Wabah Virus Baru, NDTV Ungkap Penyebaran Lebih Cepat
Seorang Perempuan Penyandang Tuna Rungu dan Wicara di Bandung Dirudapaksa 9 Orang
Seorang Perempuan Penyandang Tuna Rungu dan Wicara di Bandung Dirudapaksa 9 Orang

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.